JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohudnas) TNI Angkatan Udara (2003-2006), Marsekal Muda Penerbang (Purn) Faustinus Djoko Poerwoko, meninggal dunia di Brasil, Rabu (10/8/2011).
Djoko Poerwoko lahir di Klaten, Jawa Tengah, 9 September 1950, sebagai anak ketiga dari 10 bersaudara. Djoko memiliki enam saudara laki-laki dan tiga perempuan. Djoko dan saudara-saudaranya tumbuh dan besar di Delanggu, dusun kecil antara Klaten dan Solo. Kakak sulung Djoko adalah Julius Pour, pensiunan wartawan Kompas dan penulis buku.
Salah satu adik Djoko Poerwoko, yaitu Djoko Poernomo, wartawan harian Kompas, belum lama berselang meninggal dunia karena sakit.
Setelah lulus SMA St Joseph Solo, Djoko masuk Akabri tahun 1970 dan lulus tahun 1973. Djoko muda melanjutkan studi di Sekolah Penerbang Yogyakarta dan lulus tahun 1975. Sejak lulus hingga 1990, Djoko Poerwoko menjadi penerbang tempur di Madiun.
Djoko pernah menjabat Kepala Dinas Operasi Pangkalan Udara Hasanuddin, Makassar. Lalu, Komandan Pangkalan Udara El Tari di Kupang, NTT. Tahun 1999-2002, Djoko Poerwoko adalah Komandan Pangkalan Udara Iswahyudi, Madiun.
Djoko memiliki hobi menulis. Artikelnya tentang kedirgantaraan sering muncul di majalah Angkasa dan harian Kompas. Djoko sudah menulis buku kedirgantaraan, yaitu Perjalanan dan Pengabdian Skuadron Udara 11 (1999), My Home My Base (2001), Dog Fight (2001), Great Airman (2002), The Long Journey of Air Combat (versi Bahasa Inggris, tebrit 2003), Propatria Fulcrum (2005), dan otobiografinya Fit Via Vi (2006).
Marsekal Muda Penerbang (Purn) F Djoko Poerwoko meninggalkan istri, Stefani Nining Poerwoko, dan dua anaknya, Amelia Poerwoko dan Bernard Deny Poerwoko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.