Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batal, Temu Fraksi Bahas Marzuki

Kompas.com - 03/08/2011, 14:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari beberapa fraksi, Rabu (3/8/2011) ini,  batal bertemu, untuk menyamakan persepsi terkait pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie. Sebagian besar anggota DPR pada saat ini sedang tidak berada di Jakarta.

"Saya sudah kontak beberapa teman, namun sepertinya hari ini kami tidak dapat bertemu," kata Wakil Ketua Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat di DPR, Sarifuddin Sudding, saat dihubungi, Rabu siang.

Kesulitan mengumpulkan anggota DPR terjadi karena lembaga itu sedang memasuki masa reses hingga 15 Agustus. Saat ditanya kapan ada rencana pertemuan lagi, Sudding menjawab, "Sekarang masih kami koordinasikan."

Rencana pertemuan itu bermula dari pernyataan Marzuki Alie tentang pembubaran KPK jika sudah tidak ditemukan lagi orang yang kredibel untuk mengisi lembaga itu dan pemberian maaf untuk koruptor.

Bambang Soesatyo, anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, mengaku malu dengan pernyataan Marzuki tersebut. Pernyataan itu dapat melemahkan wibawa DPR sebagai lembaga tinggi dan lembaga perwakilan rakyat.

Menurut Sudding, telah beberapa kali Marzuki menyampaikan pernyataan kontroversial. Untuk itu, perlu ada pertemuan lintas fraksi guna menyamakan persepsi terkait pernyataan Ketua DPR dari Fraksi Partai Demokrat tersebut.

Catatan Kompas.com, sebelum pernyataannya tentang KPK dan koruptor pada Jumat pekan lalu, Marzuki memang pernah menyampaikan sejumlah pernyataan kontroversial lain. Pernyataan itu misalnya tentang rencana pembangunan gedung DPR dan bencana tsunami di Mentawai, Sumatera Barat.

Sudding tidak menutup kemungkinan upaya persamaan persepsi sejumlah anggota DPR yang dia gagas, akan menghasilkan mosi tidak percaya kepada Marzuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Nasional
    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com