Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pasemon" Anas-SBY

Kompas.com - 29/07/2011, 03:56 WIB

”Pasemon” SBY

Sebelum ritus pukul gong, pidato SBY menekankan pentingnya para kader tahu diri. Yang merasa kotor silakan mengembalikan kartu anggota sehingga partai tak perlu lebih dahulu memecatnya. Sebenarnya ini juga termasuk gaya bahasa pasemon yang kerap dilansir Salya dan Kresna. Merujuk pada pidato SBY itu, media online termasuk Twitter menilai Anas sudah kebal karena tak merasa tersentil oleh SBY.

Media lupa, atau mungkin tak menganggap penting, bahwa sebelum SBY berpidato dalam pasemon, Anas yang berpidato lebih dahulu telah memagari SBY dengan pasemon yang fondasinya lebih mendasar.

”Pasemon” kami

Dalam berbalas pasemon Anas-SBY, yang belum menguat tampil justru pasemon dari kami, para rakyat. Sudah muncul, misalnya, komentar yang bersetuju dengan penguasa agar mengedepankan asas praduga tak bersalah baik kepada Anas maupun SBY.

Sebenarnya kami ingin mengatakan, secara adil, terapkan pula asas praduga tak bersalah itu kepada mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin. Berprasangka baik pulalah kepada Nazaruddin sehingga nama-nama yang disebut Nazaruddin patut dipertimbangkan dan dilacak.

Mungkin pasemon akan lebih kuat jika yang kami ungkap adalah kebobrokan diri kami sendiri, padahal sebenarnya ingin kami kuak kebobrokan penguasa dan partai penguasa.

Kebobrokan kami—termasuk say a —adalah mata duitan. Pemilihan ketua alumni saja pakai duit. Kami pilih yang duit dan fasilitasnya lebih banyak. Apalagi untuk pemilihan ketua partai, bahkan apalagi kalau untuk pemilihan presiden. Kami hanya akan mendatangi acara dan terlibat penuh kalau ada imbalannya. Di negeri ini cuma layatan yang belum pakai door prize.

Mungkin Anas dan SBY buka- bukaan sajalah. Pasemon - nya: jiwa mata duitan kalian, jika kelak itu terbukti, belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan jiwa mata duitan kami, segenap rakyat. Kami hanya belum mendapat kesempatan berkuasa.

SUJIWO TEJO Dalang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com