Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Swasta dan Pemda Bisa Investasi ke KRL

Kompas.com - 27/07/2011, 04:18 WIB

Hal serupa bisa dilakukan oleh pengembang perumahan di sekitar Jakarta. Selama ini, pertumbuhan perumahan di sekitar stasiun tidak disertai dengan kontribusi pengembang perumahan untuk mengembangkan perkeretaapian. Hal ini membuat pertumbuhan kereta tidak sebanding dengan pertambahan penumpang.

Kontribusi pihak swasta untuk menambah armada ini perlu disinkronkan dengan ketersediaan prasarana dan pendukung lain, seperti ketersediaan listrik aliran atas untuk menggerakkan KRL dan tempat penyimpanan serta perawatan KRL.

Executive Vice President (EVP) Unit Pelaksana Teknis Balai Yasa Manggarai Djoko Hardianto mengatakan, saat ini kondisi tempat penyimpanan dan perawatan KRL Jabodetabek sudah hampir penuh.

Selama ini, 418 unit KRL yang selesai beroperasi ditaruh di tempat penyimpanan kereta Manggarai, tiga depo, dan lima subdepo di wilayah Jabodetabek. Kondisi penyimpanan kereta sudah padat.

”Jadwal perawatan kereta di Balai Yasa Manggarai dan depo-depo KRL juga sudah padat. Kalau kita terus menambah jumlah armada, perlu juga dipikirkan tempat penyimpanan kereta dan perawatannya,” tutur Djoko.

Perawatan KRL di depo dilakukan berjenjang mulai dari perawatan harian, bulanan, tiga bulanan, dan enam bulanan. Adapun Balai Yasa Manggarai menangani perawatan KRL dua tahunan. Pekerjaan perawatan KRL bertambah bila terjadi gangguan di perjalanan, misalnya asap yang mengepul dari mesin KRL, seperti yang terjadi pada 18 Juli lalu

Djoko mengatakan, satu-satunya langkah yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi penambahan KRL adalah dengan cara meningkatkan kapasitas tempat perawatan KRL. Namun, peningkatan ini dibatasi ketersediaan lahan. Pengembangan yang masih bisa dilakukan tinggal menambah balai yasa di lokasi Depo Depok karena masih ada lahan yang kosong.

Tahun ini rencananya ditambah 130 unit KRL. Tahun lalu ada 110 unit tambahan kereta dan delapan kereta pada tahun 2009. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com