Sementara itu Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Kian Kelana mengatakan, banyak tahapan adopsi yang harus dilalui, seperti menetapkan status anak; apakah anak telantar atau anak hilang yang sedang dicari orangtuanya.
Ada juga tim khusus yang memeriksa kondisi calon orangtua angkat. Tim ini melihat kesiapan mental dan material dari calon orangtua.
”Yang menyulitkan, tim ini hanya bekerja dua kali setahun. Jadi, tidak bisa setiap saat,” tutur Kian, Selasa kemarin.
Kian membantah Rizki ditelantarkan di PSAAB. ”Sejak kami menerima Rizki dari RSCM, anak itu sudah sakit-sakitan. Lalu seminggu sebelum meninggal, dia panas tinggi. Kami bawa ke RS Haji. Ternyata dia terkena campak dan akhirnya meninggal dunia. Kalau kami tidak merawat, tentu kami tidak membawanya ke RS,” papar Kian.
Mengenai makanan dan asupan gizi, Kian mengatakan, anak panti mendapatkan susu terbaik dengan merek mahal karena bantuan dari masyarakat berlimpah.
Kepala PSAAB Mariana mengatakan, Rizki sempat menjalani operasi hernia saat masih dirawat di RSCM. Hal ini juga dibenarkan Humas RSCM, Nata. Menurutnya, sewaktu umur 3 bulan, Rizki operasi hernia umbilikus karena penutupan bekas tali pusar belum sempurna. ”Setelah operasi tidak ada masalah. Kondisi Rizki juga baik, termasuk saat dia diserahkan ke panti,” ucap Nata.