Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benny: Nazaruddin "Jual" Nama Saya!

Kompas.com - 20/07/2011, 11:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi Partai Demokrat, Benny Kabur Harman, membantah semua tudingan mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin terhadap dirinya dan Partai Demokrat. Dalam wawancara dengan Metro TV, Selasa (19/7/2011) petang, Nazaruddin  mengungkapkan, Benny tahu mengenai pertemuan salah satu pimpinan KPK, Chandra M Hamzah, dengan dirinya. Chandra menerima sejumlah uang dari seorang pengusaha untuk proyek pengadaaan baju pemilu.

"Dia (Nazaruddin) cerita kepada saya. Saya cuma tahu cerita dia, tapi saya tidak tahu kejadiannya. Nama saya dijual. Seolah nama saya ini laku, seolah nama saya tahu betul kejadian itu," ujar Ketua Komisi III DPR ini, Rabu (20/7/2011).

Benny mengatakan, justru Nazaruddin yang memintanya untuk menemui Chandra. Namun, ia menolaknya.

"Nazaruddin yang minta saya untuk ketemu KPK, bisa tidak. Saya tahu Chandra Hamzah tidak mungkin mau suap," kata Benny.

Benny juga membantah bahwa uang yang digunakan dalam kongres Partai Demokrat di Bandung berasal dari hasil permainan proyek Ketua Umum DPP Demokrat Anas Urbaningrum. Sebelumnya, Nazar menuduh Anas menghabiskan dana sebesar 20 juta dollar AS untuk dapat memenangkan kursi ketua umum. Dana ini, kata Nazaruddin, berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Benny justru balik menuding Nazaruddin yang selama ini "menjual" nama Anas dan Demokrat untuk kepentingannya.

"Tidak ada uang itu. Kongres itu pakai uang biasa, uang transportasi. Tidak ada money politics. Namanya partai berkubu pasti ada, tapi bukan money politics. Malah dia (Nazaruddin) dapat uang banyak karena menjual nama Anas dan DPP. Kita maklum karena dia depresi," ujarnya.

Benny juga meminta Nazaruddin agar jangan hanya "berkicau" melalui telepon ke media, tetapi juga menunjukkan buktinya ke KPK.

"Kalau berani datang ke KPK, dan memberikan informasi ke KPK. Jangan dari jauh, jangan takut. KPK itu tidak bisa direkayasa, tidak bisa disuap," ujarnya.

Nazaruddin dalam wawancara itu menyebut Chandra menerima suap dari seorang pengusaha. Bahkan, ia menyebut KPK sebagai perampok. "KPK itu rampok semua. Pada 2010 bulan 11, Chandra ke rumah saya terima uang. Ada bukti CCTV-nya. Menerima uang untuk proyek pengadaaan baju untuk pemilu. Ada seorang pengusaha menemui Chandra, tanya Benny K Harman karena beliau ikut pertemuan itu," kata Nazar.

Ia juga menyatakan ada deal antara Anas dan KPK terkait penanganan kasus suap Wisma Atlet.

"Anas dan Ade Raharja mengadakan pertemuan di satu tempat. Deal-nya Anas tidak boleh dipanggil (KPK), Angie (Angelina Sondakh) tidak boleh dipanggil. Kasus hanya ditutup di Nazaruddin. Deal-nya, Ade dan Chandra akan dipilih sebagai pimpinan KPK," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com