Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Madu atau Racun?

Kompas.com - 19/07/2011, 04:22 WIB

Sponsor gede

Pia Zakiyah, mahasiswi semester 5 Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, menuturkan hal serupa. Banyak sekali kegiatan kampus yang disponsori perusahaan rokok. Tidak hanya acara musik, acara yang berisi tentang motivasi yang mengajak mahasiswa berpikir out of the box pun disponsori perusahaan rokok.

Untuk acara musik yang disponsori perusahaan rokok, selalu ada stan atau booth yang menjual rokok mereka. Kadang juga ada sesi bagi-bagi rokok secara gratis.

Seperti halnya kampus Rinda, di kampusnya juga tak ada larangan sponsorship dari perusahaan rokok. ”Secara pribadi saya enggak keberatan dengan sponsor rokok. Soalnya yang penting kan ngasih sponsor gede. Mahasiswa rata-rata begitu pikirannya. Yang penting sumber dananya,” kata Pia.

Faiz Zulfikar, mahasiswa Jurusan Perfilman Institut Kesenian Jakarta semester 7 juga tidak keberatan dengan sponsorship dari perusahaan rokok. ”Mereka kan cuma sponsorin saja. Ada timbal baliknya. Lagi pula mereka juga enggak pernah buka stan lalu menjual produknya,” terang Faiz yang mengaku seorang perokok meski tidak terlalu sering merokok.

Dia menegaskan, enggak masalah rokok masuk kampus karena saat ini banyak acara seni yang lingkupnya luas pun disponsori perusahaan rokok. Soal bahaya merokok, menurut Faiz, sudah tertulis jelas di bungkus rokok. ”Jadi, sudah jelas kalau merusak. Tapi perusahaan rokok ada program yang menunjukkan apresiasinya juga. Jadi, soal merusak atau tidak itu tergantung orang-orangnya,” kata Faiz.

Idealisme

Meski penetrasi perusahaan rokok ke kampus-kampus makin gencar, sejumlah kampus berupaya mempertahankan idealismenya. Pia menuturkan, jurusan tempat dia menimba ilmu cukup pilih-pilih dalam menentukan sponsor sebuah acara.

”Soalnya dari acara yang di-adain kan masih erat hubungannya sama pendidikan dan anak sekolah. Jurusan aku pendidikan Bahasa Inggris, kayak kemarin kami ngadain acara lomba-lomba Bahasa Inggris buat anak SD SMP, SMA, jadi enggak cocok kalau sponsornya rokok,” ujar Pia. Dia menambahkan, media cetak dan perusahaan penerbitan buku juga bisa menjadi mitra kerja sama yang tak kalah oke dengan perusahaan rokok.

Universitas Kristen Petra Surabaya sejak tahun 2003 justru telah melarang dan menolak kegiatan yang didanai oleh perusahaan rokok. Hal ini terkait dengan dicanangkannya UK Petra sebagai ”kawasan bebas rokok” dan kini meluas menjadi ”kawasan tanpa rokok”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com