Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Yogyakarta, SBY "Diketapel"

Kompas.com - 12/07/2011, 18:08 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Sekitar seratus orang dari Sekretariat Bersama Gerakan Keistimewaan DIY, Selasa (12/7/2011) sore, melakukan aksi unjuk rasa menolak kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Yogyakarta dengan aksi teatrikal plintheng atau aksi membidik dengan ketapel ke udara. 

"Dalam aksi ketapel ini, seolah-olah warga Yogyakarta, yang menuntut keistimewaan, membidik pesawat yang membawa SBY ke Yogyakarta dengan ketapel," ungkap Widihasto, Ketua Sekretariat Bersama Gerakan Keistimewaan DIY, di sela-sela aksi. 

Aksi unjuk rasa warga Yogyakarta yang menuntut keistimewaan DIY dengan penetapan ini sempat ricuh. Hal itu terjadi ketika massa Sekretariat Bersama Gerakan Keistimewaan DIY ingin mendekat ke Istana Negara Gedung DI Yogyakarta tempat Presiden bermalam. Mereka dihadang aparat polisi. Sempat terjadi aksi saling dorong. 

Beruntung, kericuhan hanya berlangsung sebentar karena semua pihak, baik aparat kepolisian maupun massa pengunjuk rasa dapat menahan diri. Aksi unjuk rasa kemudian dilanjutkan kembali dengan sejumlah orasi dari beberapa pengunjuk rasa. 

Dalam orasinya, pengunjuk rasa mengungkapkan kekecewaan kepada Partai Demokrat dan SBY yang dinilai mengganjal pengesahan RUU Keistimewaan DIY dengan Penetapan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam IX sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur. 

Selain itu, massa pengunjuk rasa menilai SBY telah ingkar janji kepada warga Yogyakarta. Pasalnya, ketika melakukan kampanye di Yogyakarta pada tahun 2009, dengan tegas SBY menyatakan mendukung Keistimewaan Yogyakarta. Massa pengunjuk rasa pun kemudian memutar rekaman suara pidato SBY ketika kampanye di Yogyakarta pada 2009 lalu. 

"Yogyakarta memiliki nilai sejarah yang tinggi. Dengan tujuan yang mulia, daerah istimewa, mari kita rumuskan bersama ke depan agar keistimewaan itu menjadi kebanggaan Yogyakarta," demikian petikan pidato kampanye SBY di Yogyakarta pada tahun 2009. "Itulah janji Presiden SBY ketika kampanye. Namun, kenyataannya sekarang tidak sesuai janji-janjinya. SBY telah melakukan pembohongan publik," ujar Widihasto saat berorasi setelah pidato kampanye SBY diperdengarkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com