Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panja Akan Klarifikasi Dewi soal Tawaran Uang

Kompas.com - 05/07/2011, 17:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Panja Mafia Pemilu DPR Abdul Malik Haramain mengatakan, pihaknya akan melakukan klarifikasi kepada Dewi Yasin Limpo terkait dana Rp 3 miliar yang disebut-sebut ditawarkan Dewi kepada salah satu anggota Komisi Pemilu Umum (KPU)  I Gusti Putu Artha. Hal ini akan dilakukan Dewi agar Putu dapat membantunya. Tetapi tawaran tersebut ditolak oleh Putu. Malik sendiri mengaku mendapatkan informasi ini setelah terlibat pembicaraan dengan Putu.

"Kita juga akan tanya nanti ke Dewi mengenai informasi itu. Informasinya salah satu anggota KPU, I Gusti Putu Artha. Menurut Pak Putu, Dewi Yasin Limpo pernah minta dirinya untuk membantu mendapatkan kursi di Dapil I Sulsel dengan konsesi uang Rp 3 miliar. Namun, Putu menolak dan rencana itu tidak berlanjut," ujar Politisi PKB ini di Gedung DPR RI, Selasa (5/7/2011).

Namun, menurut Malik, Putu tak mengetahui siapa lagi yang ditawari Dewi selain dirinya. Ia menyatakan belum ada dugaan bahwa uang Dewi juga sampai ke tangan Andi Nurpati yang disebut-sebut mengetahui kasus penggelapan surat putusan MK.

"Kita akan klarifikasi ke Dewi, jika itu benar. Selain Putu, siapa lagi yang ditawarkan uang itu," ujarnya.

Sependapat dengan Malik, Anggota Panja dari Fraksi Golkar, Nurul Arifin menyatakan bahwa ia juga akan mengejar informasi Putu itu terhadap Dewi. Apalagi, ia melihat kasus dugaan pemalsuan dan penggelapan surat putusan MK ini sebagai kejahatan yang kolektif antara orang-orang yang memiliki kepentingan.

"Nanti saya akan tanyakan soal itu juga (dana Rp 3 miliar yang ditawarkan Dewi Yasin Limpo). Kan Pak Putu juga sudah terbuka soal itu. Dari situ kita bisa lihat lagi bagaimana alur kasus ini. kita sendiri juga sudah tahu dalam perjalanannya Panja melihat ada yang jujur dan ada yang keukeuh dengan kebohongan," ujar Nurul.

Sementara itu, Putu Artha hingga saat ini belum dapat dikonfirmasi mengenai informasi yang ia sampaikan tentang Dewi Yasin Limpo. Seperti yang diketahui, P

Panja Mafia Pemilu menjadwalkan akan memanggil Dewi Yasin Limpo pada Kamis (7/7/2011) tepatnya pukul 14.00 WIB. Dewi ditengarai termasuk orang yang memiliki peran penting dalam hasil laporan Tim Investigasi MK. Saat dibacakan Sekjen MK, Janedjri M Gaffar, Dewi disebut-sebut berusaha menggunakan jasa dari mantan Hakim Konstitusi Arsyad Sanusi dan putrinya Neshawati untuk mengurus kasusnya dalam permohonan perkara pemilu legislatif Hanura di MK. Disebutkan, Dewi juga berusaha mendekati mantan Panitera MK, Zainal Arifin, juru panggil MK, Masyhuri Hasan dan Panitera Pengganti MK, Nalom Kurniawan, agar MK membuat surat jawaban ke KPU yang menambahkan kata "penambahan suara". Hal itu akan berpengaruh bagi perolehan kursi bagi caleg Dapil 1 Sulawesi Selatan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

    Nasional
    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

    Nasional
    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

    Nasional
    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

    Nasional
    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

    Nasional
    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

    Nasional
    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

    Nasional
    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

    Nasional
    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

    Nasional
    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

    Nasional
    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

    Nasional
    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

    Nasional
    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

    Nasional
    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com