Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panja Panggil Dewi Limpo, KPU, Bawaslu

Kompas.com - 04/07/2011, 14:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Panja Mafia Pemilu menjadwalkan akan melakukan pemanggilan Politisi Hanura, Dewi Yasin Limpo, sejumlah perangkat dari Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu.

Hal ini disampaikan oleh anggota Panja dari Fraksi Golkar Nurul Arifin di ruangannya Nusantara I, Gedung DPR RI, Senin (4/7/2011). "Nanti Kamis jam 14.00, kami akan meminta keterangan dari Dewi Yasin Limpo, KPU, Bawaslu. Tapi yang Bawaslu belum pasti bisa atau tidak di hari itu," ujar Nurul, Senin.

Salah satu staf KPU yang akan menjadi sorotan panja, adalah Biro Hukum KPU, Sigit Joyowardono. Sigit, yang menurut Andi Nurpati, membacakan putusan KPU berdasarkan surat putusan MK yang ditenggarai palsu yaitu surat bernomor 112 tertanggal 14 Agustus 2009.

Menilik kesimpulan sementara kasus tersebut, menurut Nurul kasus dugaan pemalsuan dan penggelapan surat jawaban putusan Mahkamah Konstitusi (MK) ini merupakan kejahatan yang kolektif. Terlihat, dari alur kasus tersebut yang melibatkan sejumlah orang dari dua institusi yang berbeda.

"Ini kebohongan kolektif, kerja kolektif juga. Ada skenario, ada penulis skenario, yang melahirkan satu kebohongan tentang hasil Pemilu. Kita tahu user-usernya (pelaku utama) Mereka sudah sama-sama kompak dan keukeuh. Saya angkat topi untuk pembohong berdarah dingin dalam kasus ini," papar Nurul.

Seperti yang diketahui, Dewi Yasin Limpo termasuk memiliki peran penting dalam hasil laporan Tim Investigasi MK. Saat dibacakan Sekjen MK, Janedjri M Gaffar, Dewi disebut-sebut berusaha menggunakan jasa dari mantan Hakim Konstitusi Arsyad Sanusi dan putrinya Neshawati untuk mengurus kasusnya dalam permohonan perkara pemilu legislatif Hanura di MK.

Disebutkan, Dewi juga berusaha mendekati mantan Panitera MK, Zainal Arifin, juru panggil MK, Masyhuri Hasan dan Panitera Pengganti MK, Nalom Kurniawan, agar MK membuat surat jawaban ke KPU yang menambahkan kata "penambahan suara". Hal itu akan berpengaruh bagi perolehan kursi bagi caleg Dapil 1 Sulawesi Selatan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

    Nasional
    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

    Nasional
    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

    Nasional
    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Nasional
    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Nasional
    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Nasional
    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Nasional
    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Nasional
    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

    Nasional
    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    Nasional
    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Nasional
    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com