PALEMBANG, KOMPAS
”Kalau rakitan bom ternyata punya kesamaan dengan bom- bom yang dibuat jaringan terorisme sebelumnya, bisa jadi memang ada kaitannya dan mungkin bisa diketahui dari jaringan mana,” kata Kepala Polres Lubuk Linggau Ajun Komisaris Besar Takwil Ichsan di Lubuk Linggau, Minggu (19/6).
Paket berisi dua bom ditujukan kepada pemilik SM Swalayan, Hindra Sumarjono. Satu bom meledak dan melukai Hindra. Satu rangkaian bom tak meledak dan disita polisi.
Takwil mengatakan, empat personel Densus 88 melakukan pemeriksaan awal terkait peledakan bom berkekuatan rendah itu. Tim kedua Densus 88 menyusul Minggu sore dan rencananya mulai melaksanakan penyelidikan pada Senin (20/6). Mabes Polri juga menurunkan tim Laboratorium Forensik dan divisi penyelidikan sidik jari Inafis.
Hasil penyelidikan sementara, kata Takwil, pengiriman dua rangkaian bom itu diduga bermotif pribadi. Namun, kemungkinan adanya jaringan terorisme tetap diselidiki. Hingga Senin sore, kepolisian menahan enam orang untuk dimintai keterangan sebagai saksi.
Wakil Wali Kota Lubuk Linggau SN Prana Putra Sohe mengatakan, masyarakat Lubuk Linggau diharap tetap menjaga kerukunan dan kebersamaan.
Sementara itu, anggota Polres Cirebon dan Detasemen C Brigade Mobil Polda Jawa Barat hingga Minggu (19/6) malam masih menyisir kawasan Hutan Sentana di Kabupaten Cirebon. Penyisiran itu untuk mengejar warga yang diduga masuk dalam daftar pencarian orang terkait dengan bom bunuh diri di masjid Polres Kota Cirebon, 15 April.
Kepala Polres Cirebon Ajun Komisaris Besar Edi Mardianto mengatakan, pihaknya masih mengejar tiga warga yang diperkirakan lari ke hutan. Sabtu sore, polisi menangkap dua warga di Hutan Sentana.
Kepala Bagian Humas Polda Jabar Komisaris Besar Agus Riyanto membenarkan polisi menangkap dua warga, tetapi mereka warga biasa sedang bertirakat di hutan.