Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Etika itu Alif dan Siami

Kompas.com - 17/06/2011, 15:49 WIB

Manakala anak Jepang menemukan barang yang bukan miliknya, meski itu sekeping koin, orang tua akan menemani si anak melapor ke polisi. Sang polisi tak menganggap hal ini sepele. Sebaliknya, perilaku si anak dilihat sebagai bagian dari pendidikan moral dan awal bagaimana hukum dibumikan dan diteladankan.

Polisi akan dengan senang hati menyodorkan kertas laporan kehilangan barang. Kemudian, menyelamati si anak, "Terimakasih kamu telah jujur."

Kejujuran itu membuat orang Jepang amat menjaga martabatnya. Sekali mereka mengambil yang bukan haknya, sekali itu mereka merasa hidupnya buruk begitu rupa.

Mereka berpepatah, "Reputasi ribuan tahunan ditentukan oleh tindak tanduk sesaat."   Itu sama dengan "Nila setitik rusak susu sebelanga" dalam bahasa kita.

Tak heran, di pentas kehidupan lebih tinggi, politik misalnya, orang Jepang enggan bersikukuh bertahan dalam jabatan saat noda dilihat masyarakatnya telah mengotori jabatannya.

Seiji Maehara contohnya.

Seiji mengundurkan diri dari jabatan menteri luar negeri karena menerima 50 ribu yen dari orang asing.  Nilai itu sama dengan Rp600 ribu!

Bandingkan dengan PDB Jepang 2010 yang 5,391 triliun dolar AS (Rp47 ribu triliun) atau PDB Indonesia tahun 2010 yang Rp5,613 triliun.  Itu bagai debu di padang pasir!

Tapi, bukan soal recehan atau tidak yang dipersoalkan orang Jepang. Ini soal moral dan etika, bahwa pemimpin seharusnya tidak menerima dan mengambil yang bukan haknya.

Menganggap entengkah Seiji? Apakah dia mengobral kalimat, 'Nanti dulu, kita harus menjunjung asas praduga tak bersalah" atau "Hey, fakta hukum itu tak boleh katanya, katanya, dan katanya" atau "Ini konspirasi untuk menjatuhkan saya",  dan bla bla bla

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com