Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"The Green Lantern" dan Pansel KPK

Kompas.com - 16/06/2011, 02:25 WIB

Kepolisian dan kejaksaan, sejawat penegak hukum yang seharusnya mendukung kerja komisi, telah menunjukkan posisi mereka yang sering berlawanan dan enggan bekerja sama. Pemerintah sendiri, yang presidennya sering berpidato tentang perang melawan korupsi, membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk merumuskan dan meresmikan dokumen strategi pemberantasan korupsi.

Menghadapi semua hal tersebut, pansel harus bisa mencari calon anggota komisariat KPK yang berani. Keberanian yang hanya dimiliki oleh orang yang punya integritas. Orang berani karena benar dan percaya apa yang dikerjakannya adalah sesuatu yang benar, seperti Hal Jordan.

Pemikir luar kotak

Dalam komik The Green Lantern, Hal Jordan bukan satu-satunya manusia yang dipercaya menjadi anggota Lantern Corp. Kyle Rainer, John Stewart, dan Guy Gardner adalah manusia lain yang terpilih. Pansel KPK dapat mencari kualitas yang dimiliki Kyle Rainer dalam memilih para calon anggota komisariat KPK, yaitu kreativitas dan imajinasi.

Berbeda dengan Hal Jordan yang berlatar belakang militer, Kyle Rainer adalah seniman grafis. Sama seperti anggota Lantern Corp yang lain, Kyle menggunakan cincin yang merupakan sumber kekuatan super dan senjata mereka. Cincin berkekuatan super yang menyimpan energi cahaya hijau itu hanya bisa dikendalikan dengan semangat juang dan imajinasi pemiliknya.

Sebagai seorang seniman grafis yang kaya imajinasi, Kyle Rainer mampu menggunakan cincin tersebut pada tingkat yang melampaui Hal Jordan ataupun rekan-rekannya yang lain. Hal Jordan, seorang tentara, biasanya menggunakan cincin super dalam pertempuran melawan musuh untuk menembakkan energi cahaya hijau ke lawannya atau membuat senjata seperti pedang atau senapan. Sebaliknya, Kyle Rainer sering mengagetkan lawannya dengan memunculkan obyek yang tidak terduga-duga, seperti pemukul lalat raksasa, mesin giling, atau dinosaurus berwarna hijau.

Seorang calon anggota komisariat KPK harus sadar dari awal bahwa mereka menghadapi musuh yang pintar. KPK memerlukan komisariat yang imajinatif, kreatif, dan mampu berpikir di luar kotak.

Pendekatan good governance yang selama ini digunakan oleh pemerintah untuk melawan korupsi, memiliki sisi gelap menciptakan birokrat-birokrat yang semakin pintar dalam menyembunyikan aksi korupsinya. Politikus licik bahkan bisa menunggangi inisiatif good governance hanya untuk meningkatkan popularitas dan posisi politiknya.

Lebih parah dari itu, pendekatan ini juga mendorong terbentuknya konsolidasi kekuatan politisi busuk dengan pengusaha hitam. Buah dari perkawinan silang ini adalah bentuk korupsi yang canggih dan sulit diberangus. Korupsi dengan modus penggelapan anggaran pembangunan adalah cerita lama. Korupsi tercanggih menerobos masuk sampai pada tingkat kebijakan pembuatan penganggaran, menyandera negara agar menciptakan kebijakan yang menguntungkan sekelompok pengusaha dan penguasa.

Melawan koruptor berpola korupsi seperti ini tak bisa dengan menggunakan pendekatan konvensional. Pendekatan good governance mungkin efektif dalam mencegah korupsi pada level birokrat pengguna anggaran, tetapi tidak akan mampu melawan pola korupsi yang telah menyandera kebijakan dari awal pembuatan anggaran.

Korupsi yang canggih harus dilawan dengan strategi yang tak kalah canggih yang hanya bisa datang dari otak yang kreatif, imajinatif, dan berani berpikir di luar kotak. Seperti Kyle Rainer, KPK butuh anggota komisariat yang kreatif, yang mampu membangun aliansi strategis dengan kekuatan-kekuatan di luarnya, seperti komunitas akar rumput, seniman ataupun anak muda, untuk mengembangkan strategi bersama yang taktis melawan korupsi.

Perang panjang melawan korupsi masih harus dihadapi republik yang kita cintai. Ini adalah perang yang berpihak kepada mereka yang memiliki kecerdikan dan daya tahan tinggi. Semoga Pansel KPK berhasil memilih calon yang berkualitas, berani, kreatif, dan imajinatif.

Frenky Simanjuntak Manager Economic Governance Department Transparency International- Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com