Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Tunda Bangun Gedung, Presiden Diharap Tunda Beli Pesawat

Kompas.com - 14/06/2011, 09:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo mengatakan, rencana pembelian pesawat kepresidenan yang saat ini sudah masuk dalam usulan pembelian di DPR, sebaiknya ditunda. Walaupun down payment pembelian pesawat tersebut telah disiapkan sebesar Rp 200 miliar dalam APBN 2011, menurut Bambang, pembelian tersebut bukanlah kebutuhan mendesak, apalagi di tengah kondisi ekonomi masyarakat saat ini yang masih banyak memprihatinkan.

"Saya melihat belum ada urgensinya sama sekali merealisasikan pengadaan pesawat kepresidenan sekarang ini. Kalau DPR menunda pembangunan gedung baru, Presiden pun sebaiknya menunda pembelian pesawat kepresidenan itu, biar equal," ujar Bambang kepada kompas.com, di Jakarta, Selasa (14/6/2011).

Ia menilai, keputusan pembelian tersebut tidak akan membuat anggaran perjalanan Presiden menjadi lebih efisien. Sebaliknya, menurut Bambang, anggaran perjalanan tersebut justru dapat membengkak, karena kehadiran pesawat itu otomatis akan menimbulkan konsekuensi pembiayaan yang tidak kecil.

"Kalau dengan carter pesawat menghabiskan anggaran sampai Rp 900 miliar per tahun, anggaran sebesar ini tidak otomatis bisa menurun hanya dengan membeli pesawat seharga Rp 500 miliar lebih. Pasti tetap saja ada konsekuensi biaya regular yang besar, seperti kantor Presiden harus membentuk unit keja baru untuk mengelola dan merawat pesawat itu, dibutuhkan juga hanggar dengan segala tetek bengek-nya, harus ada pilot dan kru khusus untuk pesawat itu. Dan setiap kali bepergian, kantor Kepresidenan pun harus beli avtur," jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Bambang, saat ini yang terpenting adalah mencari cara untuk menekan biaya perjalanan Presiden. Salah satunya yakni kebiasaan membawa rombongan besar dalam kunjungan-kunjungan ke luar negeri yang tidak perlu diteruskan lagi.

"Sehingga negara tidak perlu merogoh kocek Rp 900 miliar per tahun hanya untuk membiayai perjalanan Presiden. Dan bukankah Presiden sendiri yang mengatakan agar lembaga negara melakukan langkah efisien dengan mengenyampingkan kebutuhan yang tidak mendesak dan yang tidak menjadi prioritas," tukasnya.

Sebelumnya, pekan lalu, dalam Rapat Kerja dengan Komisi III DPR, Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi, mengatakan pembelian pesawat Boeing seri 737-800 NG sebagai pesawat kepresidenan akan segera dilakukan. Menurutnya, setelah bernegosiasi dengan Boeing, pesawat tersebut mendapatkan potongan harga dari harga awal 67 juta dollar AS menjadi 58 juta dollar AS atau sekitar Rp 494 miliar.

Dia mengatakan, saat ini dalam APBN juga telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 200 miliar sebagai uang muka untuk pembelian pesawat yang rencananya akan dioperasikan pada 2013 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com