JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Demokrat Ruhut Sitompul meminta publik tidak menjadikan polemik jika mantan Bendahara Umum Demokrat M Nazaruddin tidak datang memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi hari ini, Jumat (10/6/2011). Menurut dia, kondisi Nazaruddin bisa saja belum cukup baik untuk ke Tanah Air. Saat ini, anggota Komisi VII ini diduga masih berada di Singapura untuk menjalani pengobatan. Ruhut menilai, prosedur pemanggilan yang ditempuh KPK buruk.
"Karena benangnya kusut begini, ya dia tidak pulang. Prosedur pemanggilannya saja enggak becus, kusut begini. Pemanggilan, kan, tidak harus hanya sekali, biar dia sembuh dululah," katanya kepada wartawan, Jumat pagi.
Ruhut mempertanyakan mengapa KPK melakukan pemanggilan Nazaruddin pada saat ini. Padahal, kata Ruhut, kasus pengadaan dan revitalisasi sarana dan prasarana di Ditjen PMPTK Kementerian Pendidikan Nasional terjadi pada 2007.
"Coba kalau dari dulu, sebelum dia jadi bendahara umum Demokrat," ujarnya.
Anggota Komisi III DPR ini meminta KPK untuk menangani kasus Nazaruddin dengan lebih profesional dan sistematis. KPK diminta untuk tidak menjalankan tugasnya secara politis. Apalagi dengan menggantung kasus Nazaruddin dan memanggilnya setelah yang bersangkutan berangkat ke luar negeri.
"Mereka itu (KPK) sudah kayak politikus Senayan, jangan menari di atas gendang orang lain. Gara-gara KPK tidak profesional itu, Demokrat jadi jelek begini. Ini gara-gara KPK kerjanya tidak profesional," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.