Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syukuran "Batalnya" Gedung Baru DPR

Kompas.com - 25/05/2011, 17:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) dari Lingkar Madani untuk Indonesia, Formappi, Transparency International Indonesia, dan Indonesia Budget Center menggelar syukuran terkait pembatalan gedung baru DPR, Rabu (25/5/2011). Meskipun demikian, pembatalan baru sebatas pembatalan tender yang sudah berjalan dan kelanjutan pembangunan gedung sendiri menunggu kajian Kementerian PU terbaru. Namun, mereka tetap memberikan apresiasi terhadap pimpinan DPR. Acara syukuran kecil-kecilan ini juga dihadiri oleh anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Maruarar Sirait dan Fraksi PAN Chandra Tirta Wijaya yang memang sejak awal menolak rencana pembangunan gedung baru DPR.

"Seperti kita ketahui telah dinyatakan dibatalkan gedung DPR oleh Pimpinan DPR. Kita senang dengan adanya pembatalan ini meskipun baru secara umum. Mereka (DPR) rehat, kita juga rehat dulu. Karena itu, kita mengucapkan terima kasih teman-teman media yang mewakili masyarakat untuk membantu memantau setiap proses perencanaan gedung baru ini," ungkap Direktur LIMA, Ray Rangkuti, di Jakarta, saat acara syukuran di kawasan Jakarta Selatan.

Menurut Ray, meskipun diketahui pembatalan tersebut belum sepenuhnya, tetapi masyarakat ataupun LSM-LSM masih akan tetap mengawal dan memantau. Jangan sampai pembatalan tersebut hanya wacana semata. Sementara itu, menurut Koordinator Formappi, Sebastian Salang, seharusnya pimpinan DPR bisa lebih jujur dengan menyatakan kepada publik bahwa pembatalan pembangunan gedung ini karena DPR mendengarkan suara rakyat.

"Coba kalau pimpinan bisa mengungkapkan secara langsung bahwa alasan pembatalan gedung ini karena mendengar aspirasi rakyat. Ini tentu saja akan sangat mendapat apresiasi dari masyarakat," ujar Sebastian.

Menanggapi hal tersebut, Maruarar Sirait menyatakan, untuk keputusan-keputusan kebijakan DPR ke depan sebaiknya mengedepankan untuk meminta pendapat rakyat. Bukan melakukan yang sebaliknya, yang justru akan membuat kontroversi di tengah masyarakat yang menolak kebijakan DPR seperti pembangunan gedung baru.

"Saya sudah mendatangi hampir 20 provinsi di Indonesia. Hampir semua saya tanya, tidak ada yang setuju pembangunan gedung baru. Oleh karena itu, saya menawarkan satu solusi. Sebelum memutuskan rencana-rencana seperti itu harus dipikirkan juga aspirasi rakyat. Jangan ambil kebijakan dulu baru tanya rakyat. Bisa dengan survei kepada masyarakat. Setelah itu baru bisa menjadi pertimbangan DPR untuk memutuskan," ujar Maruarar.

Sepakat dengan pernyataan Maruarar, para wakil LSM tersebut mengusulkan agar keputusan pimpinan DPR untuk membatalkan gedung baru bisa disahkan dalam rapat paripurna dengan BURT dan Kesekjenan DPR tidak sekadar omongan semata. "Penyataan pembatalan harus dilegalkan lewat rapat paripurna DPR sehingga menjadi keputusan resmi."

"Jangan dipermainkan hanya untuk membuat masyarakat cooling down. Jangan-jangan ketika masyarakat diam, lalu dilanjutkan pembangunannya. Keputusan itu harus dipermanenkan dan dananya dialihkan untuk kesejahteraan rakyat," kata Sebastian Salang.

Beberapa hari lalu, Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, Dewan membatalkan proses tender pembangunan gedung baru DPR yang sedang berlangsung. Pembatalan itu berdasarkan Rapat Konsultasi Badan Urusan Rumah Tangga DPR dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, Senin (23/5/2011). Menurut Marzuki, keputusan rapat konsultasi pimpinan dan fraksi pada 7 April yang memutuskan dilanjutkannya proses pembangunan gedung baru dibatalkan.

"Otomatis stop. Batal," ujar Marzuki seusai mendengar klarifikasi dari Menteri PU, Senin sore.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

    Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

    Nasional
    Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

    Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

    Nasional
    Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

    Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

    Nasional
    Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

    Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

    Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

    Nasional
    Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

    Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

    Nasional
    14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

    14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

    Nasional
    Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

    Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

    Nasional
    Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Nasional
    Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

    Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

    Nasional
    SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

    SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

    Nasional
    Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

    Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

    Nasional
    Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

    Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

    Nasional
    Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

    Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

    Nasional
    Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

    Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com