Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpora Perkenalkan Wafid dengan Nazar

Kompas.com - 23/05/2011, 20:25 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi III DPR asal Fraksi Partai Golkar, Bambang Soesatyo, mengungkapkan bahwa Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng adalah pihak yang memperkenalkan Sekretaris Menpora Wafid Muharam kepada Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin.

Wafid adalah tersangka dalam dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games, sedangkan Nazaruddin disebut-sebut terlibat dalam kasus suap dengan bukti cek senilai Rp 3,2 miliar. Hal tersebut disampaikan Bambang dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi III DPR dengan Komisi Pemberantasan Korupsi di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/5/2011). "Apakah perkenalan biasa saja atau tidak, itu tugas penegak hukum," kata Bambang.

Ketika dikonfirmasi seusai rapat, Bambang mengatakan bahwa informasi terkait Andi, Nazar, dan Wafid itu dikutipnya dari sebuah harian nasional. Bambang mengaku sengaja menyampaikan informasi itu di hadapan pimpinan KPK agar institusi penegakan hukum yang dipimpin Busyro Muqoddas tersebut segera memeriksa Andi.

"Segera melakukan pemeriksaan (Andi Mallarangeng) karena tidak mungkin Menteri tidak mengetahui," katanya.

Menurut Bambang, mustahil jika Andi tidak mengetahui perihal dugaan suap yang melibatkan Sesmenpora itu. "Karena yang bicara anggaran itu Menteri di DPR," katanya.

Menanggapi pernyataan Bambang, Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan bahwa pihaknya akan mengelola setiap informasi. "Itu informasi yang baik, akan dikelola dengan baik," katanya.

Menurut Bambang, Andi Mallarangeng sebagai menteri adalah pihak yang bertanggung jawab terkait anggaran. "Karena yang bicara anggaran Menteri dan DPR, yang mengajukan penambahan anggaran Menteri," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com