Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nunun Jadi Tersangka sejak Februari

Kompas.com - 23/05/2011, 19:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas secara mengejutkan mengumumkan penetapan Nunun Nurbaeti sebagai tersangka kasus dugaan suap cek perjalanan terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia pada 2004. Penetapan Nunun sebagai tersangka itu disampaikan Busyro dalam Rapat Dengar Pendapat KPK dengan Komisi III DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (23/5/2011).

Rupanya, penetapan istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun itu bukan keputusan baru. Pimpinan KPK telah menetapkan Nunun sebagai tersangka penyuap sejak akhir Februari. Lantas, mengapa penetapan Nunun baru diungkapkan di depan Komisi III DPR hari ini? Busyro menjawab bahwa pihaknya hanya menunggu kesempatan yang tepat.

"Itu cuma kepentingan strategis saja. Itu soal momentum saja," kata Busyro. Selama ini, KPK selalu bungkam jika ditanya soal Nunun. Pimpinan KPK kerap menjawab "tunggu saja". Padahal, 25 politisi DPR 1999-2004 yang ditetapkan sebagai tersangka penerima suap cek perjalanan telah menjalani persidangan.

Para terdakwa juga menuntut KPK untuk menghadirkan Nunun di persidangan. Terkait pemanggilan Nunun, Busyro mengungkapkan bahwa pihaknya akan menempuh upaya ekstradisi. Jika Nunun berada di negara yang tidak menjalin perjanjian ekstradisi dengan Indonesia, menurut Busyro, KPK akan menempuh jalur diplomasi. Busyro juga mengatakan, pihaknya memperkirakan bahwa Nunun yang kerap mangkir dari panggilan KPK dengan alasan sakit lupa berat itu tengah berada di Singapura atau Thailand.

"Pokoknya macam-macam cara kami tempuh," kata Busyro. Menurut dia, KPK juga telah berkoordinasi secara informal dengan pihak keluarga Nunun. Namun, lanjutnya, belum ada iktikad baik dari pihak keluarga untuk mengantarkan Nunun. "Masih kita tunggu, kalau memang ada iktikad baik, ya membantu, untuk datang baik-baik, kalau seperti itu, dengan senang hati KPK menerima," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

    Nasional
    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Seluruh Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

    Nasional
    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

    Nasional
    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

    Nasional
    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

    Nasional
    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

    Nasional
    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

    Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

    Nasional
    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

    Nasional
    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Nasional
    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Nasional
    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com