Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Baru Pendanaan

Kompas.com - 18/05/2011, 02:42 WIB

Jakarta, Kompas - Jaringan kelompok terkait terorisme terus berupaya mencari modus-modus baru pendanaan untuk aksi-aksi terorisme. Modus baru itu antara lain memeras kalangan pelaku usaha yang disebut bagian dari ”aksi fai”, yaitu merampas harta orang yang dianggap kafir saat perang.

Hal itu diungkapkan pengamat intelijen Wawan Purwanto di Jakarta, Selasa (17/5). ”Pemerasan tidak jauh dari fai. Pemerasan merupakan modus baru yang lebih lunak,” kata Wawan menjelaskan.

Selama ini, lanjut Wawan, berbagai cara dilakukan jaringan teroris untuk mengumpulkan dana, seperti mencari donatur antarkelompok dan merampok.

Menurut Wawan, kelompok jaringan teroris Tauhid wal Jihad merupakan nama kelompok baru. ”Nama kelompok bisa apa saja. Dengan nama kelompok itu, mereka ingin menunjukkan eksistensi dan resistensi,” tuturnya.

Seperti diberitakan, tersangka teroris yang ditembak, Sigit Qurdowi, menargetkan memerangi aparat pemerintah. Selain itu, untuk melakukan aksi-aksinya, Sigit Qurdowi sebagai amir atau pemimpin Tauhid wal Jihad diduga memeras pelaku usaha untuk mendapatkan dana (Kompas, 16/5).

Kepala Divisi Humas Kepolisian Negara Republik Indonesia Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam, Senin (16/5), mengungkapkan, dari hasil penggeledahan rumah Sigit Qurdowi, aparat kepolisian menemukan beberapa barang bukti.

Barang bukti itu antara lain uang tunai sebesar Rp 53 juta, amplop dan surat permintaan donatur, 91 buku jihad, kaset VCD, kapak, 2 pucuk senapan angin, mandau, 1 samurai, 36 pakaian jihad, 8 kilogram pupuk organik, dan 1 ember berisi serbuk kapur.

Sementara itu, beberapa orang di Kampung Brondongan, Kelurahan Serengan, Kota Solo, Jawa Tengah, Selasa, menyatakan menerima jenazah Sigit Qurdowi alias Sigit Hermawan yang tewas tertembak anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror.

Beberapa warga di Serengan mengatakan, ayah Sigit, yakni Wiharto, juga Sigit sendiri yang terduga pelaku teroris, sangat dikenal baik di kampung ini. Penolakan terhadap jenazah pelaku teroris, seperti pernah terjadi di kampung lain, tidak akan terjadi di Serengan.

”Kami akan bisa menerima sekiranya Polri mengirim pulang jenazah Sigit supaya Sigit bisa dimakamkan di kampungnya,” ujar sejumlah warga di Serengan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com