Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikeluhkan, Fasilitas Media KTT ASEAN

Kompas.com - 05/05/2011, 17:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah wartawan nasional dan asing mengeluhkan profesionalitas Kementerian Komunikasi dan Informatika yang mengelola ruang wartawan Konferensi Tingkat Tinggi Ke-18 ASEAN. Ruang media terletak di luar Gedung Jakarta Convention Center, yang menjadi pusat kegiatan KTT ASEAN. Keluhan utama yang disampaikan para wartawan adalah keterbatasan ruang media dan fasilitas koneksi internet. Seorang wartawan senior media asing, Indarti Dharmoyo, mengeluhkan tentang keterbatasan komputer yang tersedia di ruang media berukuran 6 meter x 30 meter.

Dari pantauan Kompas.com, di ruang tersebut terdapat 90 komputer. Padahal, jumlah wartawan yang bertugas meliput konferensi tingkat internasional itu mencapai 500 orang. Kementerian Komunikasi dan Informatika yang dipimpin Tifatul Sembiring ini juga dinilai tak memfasilitasi para wartawan yang menggunakan laptop. Pasalnya, nyaris tak ada steker (colokan listrik) di ruangan tersebut. Padahal, di tengah-tengah keterbatasan komputer, para wartawan berharap dapat bekerja dengan menggunakan laptop. Belum lagi koneksi internet yang lambat.

Dalam melakukan peliputan, wartawan nasional dan internasional mengandalkan koneksi internet di ruang media untuk mengirim berita, gambar, dan video. Wartawan media nasional Irianto Indah Susilo membandingkan dengan ruang media KTT Ke-17 ASEAN di Vietnam pada 2010. Menurut Irianto, saat itu panitia menyediakan tak kurang dari 1.000 komputer bagi wartawan se-ASEAN beserta negara mitra ASEAN. Meskipun jumlahnya banyak, kata Irianto, masih ada peliput KTT Ke-17 ASEAN yang tak kebagian komputer. Seorang wartawati asal Indonesia sempat bersitegang dengan wartawan asal Amerika Serikat soal penggunaan komputer.

"Saya tak terbayang apa yang terjadi besok ketika seluruh wartawan se-ASEAN dan wartawan dari negara-negara mitra ASEAN datang. Mereka mau kerja di mana? Tempat sekecil itu," kata Indarti, yang kerap meliput KTT ASEAN.

Secara bercanda, Indarti mengatakan, ruang media pada konferensi internasional kali ini tak ubahnya tenda pernikahan di desa-desa. Panitia juga dipandang tak mengakomodasi materi konferensi. Beberapa wartawan nasional dan internasional yang kerap meliput KTT ASEAN mengatakan, panitia selalu menyediakan materi KTT, seperti naskah pidato para kepala negara. Materi ini penting mengingat banyak pertemuan yang berlangsung tak dapat diliput secara langsung oleh para pekerja media.

Pada pembukaan KTT ASEAN-Uni Eropa, Kamis (5/5/2011) pagi, panitia tak menyediakan materi pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekretaris Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan. Berbeda dari KTT sebelumnya, panitia kali ini juga tak menyewakan stan untuk para awak media. Beberapa media asing, seperti NHK, terpaksa menyewa kamar di Hotel Sultan untuk bekerja. Padahal, jika panitia menyewakan stan, hal ini dapat mengurangi beban anggaran yang dikeluarkan pemerintah.

Tifatul janji perbaiki fasilitas

Menanggapi keluhan mengenai fasilitas media di forum internasional ini, Tifatul Sembiring menjanjikan akan melakukan perbaikan ruang media. Tifatul mengakui adanya masalah di ruang media. Terkait sempitnya ruang media, ia berkilah, pihaknya hanya mendapatkan tempat seluas itu dari Sekretariat Negara. Namun, Tifatul mengatakan, kementeriannya tengah mengusahakan untuk memperluas ruang media.

"Kami sekarang sudah mendapatkan function room di bangunan utama," kata Tifatul.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera ini juga mengatakan akan menambah kecepatan koneksi internet menjadi 10 gigabyte per detik. Pengadaan steker yang terbatas juga akan segera diupayakan. Ketika dikonfirmasi soal informasi bahwa kementeriannya mengajukan anggaran Rp 4 miliar untuk pengadaan ruang media, Tifatul membantahnya. Menurut dia, angka Rp 4 miliar tak hanya digunakan untuk pengadaan ruang media, tetapi juga iklan luar ruang, peralatan multimedia, dan lainnya. Sayangnya, Tifatul tak menyebut berapa besaran anggaran yang digunakan untuk pengadaan ruang media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com