Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Gamang, NII Jadi Masif

Kompas.com - 28/04/2011, 02:32 WIB

”Ada orang yang miskin, ada pula orang yang belum mendapat keadilan. Saya kira poinnya di situ. Kita perbaiki masyarakat karena masyarakat ini sumber dari segala macam kemungkaran. Saya kira konteks ini harus dipahami,” tutur Jamaluddin.

Ia mengakui, sejak pendiriannya, Alkhairat selalu berada dalam posisi moderat dan bekerja sama dengan pemerintah. Lembaga perguruan itu selalu menekankan nilai Islam adalah rahmatan lil alamin (rahmat bagi sekalian alam) dan memberikan kesejukan kepada umat manusia.

Sebaliknya, Koordinator Forum Persaudaraan Umat Beriman Yogyakarta KH Abdul Muhaimin, Rabu di Yogyakarta, menegaskan, sejarah menunjukkan, gerakan radikalisme tak pernah berhasil berkembang di Indonesia. Sebab, radikalisme itu mengingkari karakter bangsa Indonesia yang sejak awal pluralis.

”Agama dan kepercayaan di Indonesia tumbuh dari proses akulturasi yang panjang dan bukan sekadar pemahaman teologis yang hitam dan putih. Karena itu, radikalisme agama, seperti jaringan NII yang saat ini bermunculan, tak akan pernah bisa berkembang karena mengingkari karakter bangsa,” katanya. Namun, ia mengimbau kalangan muda untuk tetap mewaspadai pengembangan jaringan NII dan gerakan radikalisme lain.

Mahasiswa Unair korban

Dari Surabaya, Jawa Timur, dilaporkan, empat mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (Unair) menjadi korban penipuan yang diduga dilakukan jaringan NII. Dua mahasiswa mengaku memberikan uang sekitar Rp 30 juta kepada jaringan itu.

Sekretaris Unair Hadi Subhan menuturkan, pihaknya baru mengetahui kejadian yang menimpa mahasiswa itu dua hari lalu. Unair menindaklanjuti laporan itu dengan memanggil keempat mahasiswa tersebut, yakni Su, Ev, So, dan In. Mereka direkrut pihak luar kampus.

(ana/iam/pin/abk/jon/ara/faj/ato)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com