Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NII Kritikan untuk Tokoh Agama

Kompas.com - 27/04/2011, 20:13 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Munculnya gerakan Negara Islam Indonesia yang menyebarkan paham menolak Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan mengatasnamakan agama, menurut Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Lukman Hakim Saefuddin, merupakan bentuk kritikan untuk tokoh agama di Indonesia.

Seharusnya gerakan-gerakan ini juga menjadi perhatian para tokoh agama agar masyarakat dapat diarahkan untuk tidak ikut terbawa arus dalam gerakan yang menyimpang dari ideologi Pancasila.

"NII harus dijadikan kritik bagi agamawan kita, tokoh-tokoh agama kita khususnya di kalangan Islam seperti para ulama, kiai, ustaz," kata Lukman di Gedung Mahkamah Konstitusi, Rabu (27/4/2011).

Menurut dia, ajaran agama jangan hanya diberikan secara formal saja, tetapi juga harus memberikan substansi-substansi yang menyadarkan orang bahwa ada tujuan khusus mengapa sebagai manusia harus beragama dan memiliki tujuan meyakini sebuah agama.

"Jika masyarakat juga diajarkan dengan substansi tujuan dalam beragama dan ajaran tidak terpaku pada ajaran formalitas, tindakan-tindakan seperti memaksakan kehendak apalagi mengafirkan orangtua, memutus silaturahim, dan membunuh orang lain itu tidak akan pernah diyakini sebuah kebenaran yang berlandaskan agama," imbuhnya.

Ia mengharapkan masyarakat, tokoh agama, dan pemerintah bersama-sama meluruskan kembali pemahaman yang menyimpang dari gerakan-gerakan seperti NII. Jika tidak, kesatuan negara ini menjadi korban atas pembelokan ideologi bangsa oleh orang-orang yang memiliki kepentingan-kepentingan tertentu.

Seperti diketahui, gerakan NII menyebarkan ajaran mereka dengan merekrut mahasiswa-mahasiswa baru di universitas. Ajakan bergabung biasanya bermula dengan mengajak mahasiswa untuk berdiskusi mengenai nilai-nilai agama dan isi Al Quran yang dibahas hanya dengan penggalan-penggalan ayat dan ditafsirkan secara berbeda.

Berdasarkan pengakuan para korban, NII bahkan mengajarkan kepada anggota baru agar tidak perlu melakukan shalat lima waktu layaknya ajaran Islam pada umumnya. Para anggota NII cukup melakukan shalat dua waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

    Nasional
    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

    Nasional
    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

    Nasional
    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

    Nasional
    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com