Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Choi: Saya Bukan "Kutu Loncat"

Kompas.com - 27/04/2011, 16:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PKB Effendy Choirie menampik kabar bahwa dirinya sudah bersiap-siap pindah ke Partai Hanura pascapengajuan pergantian antar waktu (PAW) dari DPP PKB terhadap statusnya sebagai anggota DPR RI. Menurut pria yang akrab disapa Gus Choi ini, hatinya masih untuk PKB.

"Ya kita tetap bertahan dululah. Memang saya belum berniat. Selama PKB ada dan saya percaya akan bisa kita perbaiki," ungkapnya di Gedung DPR RI, Rabu (27/4/2011).

Menurut Gus Choi, dirinya masih berharap PKB dapat ditata kembali suatu saat nanti. Oleh karena itu, lanjutnya, hingga saat ini tak ada niat untuk pindah partai politik. Kalau pun putusan pengadilan tertinggi nanti memutuskan dirinya harus dikeluarkan dari struktur partai, ia mengaku akan tetap berkarya dari luar partai untuk PKB.

"Kalau misalnya enggak berpartai, ya kita keluar. Tetap (afiliasinya) PKB, tapi di luar. Gerakannya di luar. Tidak pindah partai. Saya ingin dalam hidup tetap konsisten. Saya memang enggak punya niat-niat soal "kutu loncat". Tapi berbeda, ini soal partai ya. Misalnya bisa saja terjadi, nanti Muhaimin dukung presiden siapa, tapi saya secara pribadi mendukung presiden siapa, itu bisa. Tapi soal anggota parpol, saya tetap," paparnya.

Namun demikian, Gus Choi mengatakan, jika tak diakui lagi untuk berkontribusi sekecil apapun untuk partai, pindah partai bisa jadi pilihannya. Menurutnya, itu bukan suatu ketidakkonsistenan. Ia mencontohkan perjalanan mantan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla yang pernah dipecat dari partai oleh Ketua Umum sebelumnya, Akbar Tanjung. Akan tetapi, Kalla akhirnya bisa kembali ke partai setelah kondisi memungkinkan. Kisah ini membuatnya optimistis. Ketika ditanya apakah ada niat untuk mundur, Gus Choi menjawab,

"Enggak ada niat, enggak. Saya selalu lihat ke bawah, melihat orang yang kemarin berjibaku mendukung PKB dan saya. Masa saya tega pindah ke tempat lain. Kasihan, enggak tega juga. Pengalaman membuktikan bahwa kita bukan politisi kutu loncat meskipun dihabisi," tandasnya.

Seperti diketahui, Gus Choi bersama politisi PKB lainnya, Lily Wahid mendapatkan sanksi dari partai karena membelot dari keputusan partai saat pengambilan keputusan hak angket perpajakan. Keduanya menyatakan setuju dengan pengajuan hak angket, sementara PKB menolak bergulirnya hak tersebut. Saat ini, Gus Choi dan Lily Wahid tengah mengajukan gugatan perselisihan partai ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Dalam Sidang MK, KPU Ungkap Kontak Senjata TNI-OPM Jelang Hitung Suara, Satu Warga Sipil Tewas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com