Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Wajah "Unit Link"

Kompas.com - 27/04/2011, 04:45 WIB

Asuransi jiwa yang mendominasi pasar unit link antara lain Asuransi Jiwa Mega Life, Prudential, Asuransi Jiwa Sinar Mas, AIA Financial, dan AXA Mandiri.

Pendapatan premi unit link tumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Prudential, misalnya, mencatat premi unit link sebesar Rp 9,76 triliun pada 2010, tumbuh 40 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 6,99 triliun. Seiring dengan itu, jumlah pemegang polis juga meningkat dari 988.852 polis pada 2009 menjadi 1.211.982 polis pada 2010.

”Tantangan yang ada adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan asuransi serta pemahaman akan investasi. Potensi pasar asuransi yang masih sangat rendah dan juga sosialisasi yang masih perlu ditingkatkan secara berkelanjutan menunjukkan potensi pasar yang masih sangat luas dalam menjalankan bisnis unit link, baik konvensional maupun syariah,” kata Nini Sumohandoyo, Direktur Komunikasi dan Pemasaran Korporat Prudential Indonesia.

Ada potensi

Pengamat asuransi Eko Supriyanto menyoroti adanya potensi risiko fraud (kecurangan) pada bisnis unit link. Ia menilai, pengawasan regulator terhadap penempatan dana investasi milik nasabah oleh asuransi masih sangat lemah. Berbagai perselisihan antara nasabah dan perusahaan asuransi adalah buktinya.

”Regulator seharusnya membuat persyaratan yang ketat dalam memberi izin perusahaan asuransi yang mengeluarkan produk investasi. Ini harus dilakukan karena menyangkut dana masyarakat,” kata Eko.

Mengingat longgarnya pengawasan, ujar Eko, kerap terjadi dana investasi nasabah diselewengkan oleh pengelola asuransi. ”Nasabah harus lebih berhati-hati untuk investasi di perusahaan asuransi,” katanya.

Menurut Eko, hingga saat ini pengawasan terhadap penempatan dana investasi unit link tidak sebaik pada reksa dana. Pengawasan yang lemah membuat asuransi bisa menempatkan dana investasi yang menyimpang dari perjanjian dengan nasabahnya.

Oleh karena itu, kehati-hatian perusahaan asuransi dalam berinvestasi, menanamkan dana yang dihimpun dari nasabahnya, adalah faktor kunci. ”Kami punya standar tinggi untuk keamanan investasi dan dana nasabah,” kata Nini. (FAJ)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com