Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ba'asyir: Hadapi, Jangan Sembunyi

Kompas.com - 25/04/2011, 18:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Terdakwa teroris Abu Bakar Ba'asyir mengkritik langkah para peserta pelatihan militer di Pegunungan Jalin Jantho di Aceh Besar yang kabur dan bersembunyi ketika markas pelatihan digerebek kepolisian pada Februari 2010. Ba'asyir mengaku sudah mengetahui rencana pelatihan itu.

Menurut Ba'asyir, awalnya ia diajak oleh Ubaid untuk ikut dalam pelatihan. Namun, ia menolak lantaran Jamaah Anshorud Tauhid (JAT) yang dipimpinnya belum siap melaksanakan i'dad dengan senjata api. Ba'asyir juga tak melarang kegiatan itu karena menurut dia sudah sesuai dengan ajaran Islam.

"Dari segi agama memang betul. Persoalannya, apakah sudah ada kemampuan atau tidak mereka itu. Kalau kami (JAT) terus terang enggak ada kemampuan karena senjata api dilarang," katanya saat diperiksa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (25/4/2011).

"Konsekuensi pakai senjata (api), kalau ada thogut (polisi) yang menyerang harus dihadapi sampai mati, bukan lari lalu sembunyi. Itu menunjukkan tidak mampu," katanya.

Ba'asyir juga menolak jika perampokan di Bank CIMB Niaga di Medan, Sumatera Utara, yang dilakukan oleh beberapa peserta pelatihan militer disebut fa'i atau mengambil harta untuk perjuangan. "Enggak ada itu. Islam enggak bisa diperjuangkan dengan harta haram," katanya.

Seperti diberitakan, pelatihan militer yang diikuti sekitar 30 peserta dari sejumlah daerah itu digerebek setelah polisi menerima laporan warga. Beberapa warga yang akan bekerja di sekitar pegunungan ditodong senjata api dan diminta turun dari gunung.

Saat penggerebekan, kontak senjata terjadi. Tiga polisi tewas tertembak saat kontak senjata di Desa Lamkabeu, Aceh Besar. Para peserta pelatihan lalu terpecah dan lari. Akhirnya, sebagian dari mereka berhasil ditangkap di sejumlah lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

    Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

    Nasional
    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

    Nasional
    Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

    Nasional
    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

    Nasional
    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

    Nasional
    'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

    "Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

    Nasional
    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

    Nasional
    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

    Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

    Nasional
    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

    Nasional
    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

    Nasional
    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

    Nasional
    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

    Nasional
    'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    "Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com