Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Souvenir dan Makanan di Firenze

Kompas.com - 21/04/2011, 09:40 WIB

Akhirnya yang ada, kami jadi menanyakan macam-macam soal oleh-oleh pada kenalan baru kami itu. Ajakan kami untuk santap siang bareng ditolaknya secara halus, karena dirinya harus segera kembali bekerja. Dirinya di Firenze ini bekerja sebagai artis, yaitu yang memperbaiki lukisan antik.

Waktu menunjukkan pukul 11 pagi, masih ada sekitar dua jam sebelum menyantap makan siang. Menuju ke restoran favorit kami yang memang sangat direkomendasikan dalam beberapa buku petunjuk guide Perancis, kami memutuskan untuk mampir ke beberapa toko-toko yang menjual produk makanan khas italia seperti yang diajukan oleh kenalan baru kami tadi, Hérve.

Drogheria atau alimentari, begitu orang Italia menyebutnya untuk toko yang menjual bahan makanan, lumayan banyak kami temui sepanjang jalan kota. Memang benar, banyak produk yang dijual sama persis dengan di pasar tadi dan harganya sedikit lebih murah. Tapi ada juga yang sampai berbeda hingga setengah harga. Berhubung kami baru membeli empat macam pasta, sementara suami dan anak-anak saya penggemar pasta, jadilah jumlah pasta yang kami beli semakin bertambah. Tapi kali ini, saya menanyakan benar-benar kepada si penjual mengenai rasa. Kebanyakan memang penjual di alimentari ini kerap sudah berusia, jadi tak semuanya lancar berbahasa Inggris. Tapi manusia kan dikasih akal, jadilah bahasa isyarat pun bisa membuat komunikasi sedikit lancar....

Jika saya sibuk, membeli pasta, minyak zaitun dan berbagai sayur yang diawetkan dalam minyak zaitun. Suami saya sibuk dengan titipan dari ayahnya yaitu anggur khas Italia, 'Chianti'. Bagi pembaca yang meminum anggur, di sini di jual anggur khas cianti yang kerap disajikan di setiap restoran. Namun bagi para turis biasanya, anggur cianti yang menjadi oleh-oleh yaitu berbotol gendut dengan anyaman di sekelilingnya. Menarik sekali. Saya sendiri tidak minum anggur ataupun alkohol, namun titipan anggur dari pihak keluarga dan kerabat, tetap kami penuhi. Hitung-hitung menyenangkan hati mereka.

Tadi saya berbicara mengenai sayuran yang diawetkan dalam minyak zaitun, nah di Firenze ini yang menjadi ciri khas, yaitu buncis putih yang diawetkan dalam minyak zaitun dengan rempah-rempah. Di makan nantinya dengan daging bakar atau bisa juga dimakan dengan salad. Bisa juga dimasak dengan sedikit mentega dan cincangan bawang putih... hemmm enak sekali.

Tapi yang sampai sekarang yang menjadi favorit anak-anak yaitu 'gnocchi atau gnocco italia'. Yaitu berupa bulatan kecil-kecil seperti biji kelereng yang terbuat dari tepung terigu dan kentang. Sebenarnya di Perancis pun ada, hanya memang yang dari Italia, lebih imut dan sangat enak dimakan dengan campuran berbagai keju.

Jamur truffe yang sangat terkenal itu, di toko-toko makanan juga banyak ditawarkan, berupa potongan kecil hingga cream-nya. Harganya memang tidak murah. Saran saya, jangan membeli yang berupa cream, sedikit mengecewakan rasanya sedikit hambar di lidah.

Dan tentunya  saya penggemar berat kopi tak lupa mampir membeli kopi bubuk untuk dibawa pulang. Saya tak membeli kopi di toko melainkan langsung di kafenya. Kafe Dini, saya datangi, karena kopi itulah bagi saya yang paling cocok saya teguk selama berada di Firenze. Apalagi, nama kopinya sama dengan yang belinya, klop dong!

Setelah kedua tangan tak bisa lagi membawa barang belanjaa, saatnya mengajak anak-anak untuk mencari souvenir bagi mereka. Maka  Nuovo Mercanto (pasar baru) kami pilih, karena disanalah berbagai macam souvenir bisa didapatkan.

Pasar terbuka ini, menawarkan segala rupa!! Berbagai barang dari bahan sutra, selendang, sarung bantal pokoknya komplitlah. Lalu topeng khas Italia yang digunakan untuk acara karnaval, namun cocok juga sebagai dekorasi rumah, kerajinan dari benang emas, piring, perlengkapan rumah tangga, benar-benar di sini kita istilahnya tidak akan kehabisan ide untuk dapatkan oleh-oleh. Soal harga hampir sama dengan di tempat lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com