Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Nalar Tak Berjalan...

Kompas.com - 20/04/2011, 04:48 WIB

Proses memengaruhi pikiran orang dapat dilakukan kepada siapa pun. Namun, tidak akan berhasil jika dilakukan pada orang yang sepenuhnya sadar, tahu apa yang dimaui dan tidak disukai, serta memegang kendali penuh atas dirinya. Saat sadar, penuh otak memencarkan gelombang beta.

Mudah tidaknya seseorang dipengaruhi, menurut Bagus, bukan disebabkan oleh lelahnya otak. Saat pemberian pengaruh, seseorang dapat menolak atau memikirkan kembali apa yang disampaikan orang lain.

Kemampuan untuk memikirkan ulang pendapat orang lain sangat bergantung pada proses pendidikan seseorang sebelumnya. Hal itu akan memengaruhi struktur keyakinan seseorang, cara seseorang melogika keyakinannya, maupun cara dia memaknai tindakannya.

”Seseorang yang memiliki paham monolistik dengan satu keyakinan tunggal, tidak terbuka dengan keyakinan, dan cara pikir lain sangat potensial untuk dimanfaatkan,” kata Bagus.

Struktur keyakinan inilah yang membuat tindakan teror atau bom bunuh diri dapat dilakukan oleh siapa pun. Motifnya pun tidak hanya hal-hal yang berkaitan dengan keyakinan agama, tetapi dapat juga motif politik, ekonomi, hingga nasionalisme membela negara.

Menurut Bagus, dalam sejumlah kasus bom bunuh diri dengan motif keyakinan agama, struktur keyakinan pelaku umumnya menganggap diri mereka sebagai ”kepanjangan tangan” Tuhan dan harus melaksanakan ”tugas” dari Tuhan. Hal ini terjadi akibat kurangnya pemahaman dan penghayatan mendalam terhadap suatu hal, pemikiran yang melompat-lompat (tak runut), dan kurang sabar dalam menyelesaikan masalah.

”Jenis keyakinan tidak menentukan sikap ekstremitas seseorang, melainkan struktur keyakinannya, bagaimana ia memaknai perannya dalam membela keyakinannya,” kata dia.

Organ otak

Guru Besar Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan Rumah Sakit Sardjito Samekto Wibowo mengatakan, mudah tidaknya seseorang dipengaruhi orang lain tidak bergantung pada kondisi organ otak seseorang karena bentuk anatomi otak semua orang sama. Mudah tidaknya seseorang dipengaruhi bergantung pada kondisi jiwanya.

Meskipun demikian, proses cuci otak akan berimbas pada perubahan komposisi kimia dan mengganggu fungsi otak. Komposisi ini dapat dijadikan indikator status kejiwaan seseorang.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com