Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capres Independen, Kapan Saatnya?

Kompas.com - 09/04/2011, 10:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana calon presiden independen atau calon presiden tanpa dukungan partai politik kembali muncul. Pro kontra mulai bergulir, terutama dari partai politik. Ada yang mendukung, ada pula yang menolak.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuziy (Rommy) mengatakan, partainya mendukung wacana ini. Kemunculan capres independen dinilainya bisa menjadi salah satu cara meningkatkan partisipasi publik dalam pemilihan umum yang kian menurun.

"Sejak pemilu tahun 1999 sampai pemilu 2009, partisipasi publik terus menurun. Pada pemilu 2004 dan 2009, tingkat partisipasi publik sekitar 86 persen. Ini persoalan serius karena legitimasi pemilu semakin menurun. Ini harus dijadikan refleksi, apakah partai politik memang semakin jauh dari publik?," kata Rommy dalam diskusi "Calon Presiden Tanpa Parpol", di Jakarta, Sabtu (9/4/2011).

Dari sisi penguatan partai politik secara kelembagaan, menurutnya, adanya calon indepen akan membuktikan seberapa kuat kepercayaan masyarakat terhadap calon yang diusung partai politik. "Pilkada perseorangan kan sudah ada. Dan sepanjang tahun 2010, calon perseorangan yang menang hanya 2-3 calon. Kalau nanti ada capres perseorangan, kemudian tidak mendapat dukungan, maka kita bisa mengukur seberapa kuat calon parpol," kata anggota Komisi VII DPR ini.

Rommy menekankan, tidak perlu ada phobia atau ketakutan dari partai politik untuk menghadapi adanya calon independen. "Kalau parpol semakin phobia, maka akan semakin menimbulkan antipati masyarakat. Tidak perlu takut dengan sekian banyak calon," ujar Rommy. Pendapat berbeda dilontarkan Ketua DPP Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana.

Menurutnya, mewacanakan calon presiden independen menunjukkan ketidakkonsistenan dalam berpolitik. "Enggak konsisten kita kalau ganti-ganti terus. Lihat konstitusi kita dulu, jangan coba-coba," ujar Sutan. Ia mencontohkan, Presiden SBY yang diusung Partai Demokrat sebagai pemenang pemilu kerap mendapat tentangan di parlemen. "Bagaimana capres independen, apa enggak digoyang di parlemen? Demokrat saja yang besar digoyang," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies di Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies di Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com