Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSM Minta KPK Telisik Proyek Gedung DPR

Kompas.com - 05/04/2011, 20:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Penegak Citra DPR dan Pemantauan Rencana Pembangunan Gedung DPR kembali mendatangi Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (5/4/2011). Kedatangan mereka kali ini untuk menyerahkan sejumlah bukti tambahan melengkapi laporan aduan mereka tentang dugaan korupsi dalam rencana pembangunan gedung DPR yang disampaikan kepada pimpinan KPK bulan Februari lalu.

"Ada tambahan informasi, ada tambahan data, para pihak yang terkait mulai memberi tambahan data dan informasi kepada kita. Kita analisis, kita tabulasikan yang menghasilkan kecurigaan bahwa polemik itu sudah sejak di-launching tahun 2007, dimana anggota yang lama sudah tegas menolak," ujar peneliti Transpansi Internasional Indonesia (TII) yang tergabung dalam koalisi, Heni Yulianto.

Mereka meminta KPK segera menelisik dugaan adanya penyelewengan dalam rencana pembangunan gedung DPR, terutama yang berkaitan dengan anggaran biaya konsultasi rencana pembangunan gedung yang nilainya mencapai Rp14,5 miliar.

Menurut Heni, terdapat dugaan tindak pidana korupsi dalam penentuan anggaran konsultasi tersebut. Penganggaran dana konsultasi dinilainya tidak transparan dan melalui proses yang tidak wajar.

"Apakah memang ada indikasi korupsi, mark up, atau permainan antara oknum DPR dan kontraktor," katanya.

Ketidakwajaran tersebut, lanjut Heni, terlihat pula dari biaya konsultasi yang berubah-ubah. "Awalnya dibilang Rp50 miliar, berubah jadi Rp20 miliar, sekarang Rp 18 miliar sekian, kemarin Setjen (Sekretariat Jenderal DPR) merevisi angka jadi Rp14,5 miliar. Ini menjadi angka-angka yang misterius yang sebenarnya publik wajib bertanya angka itu real-nya berapa, untuk apa saja," paparnya.

Selain itu, anggaran untuk biaya konsultasi tersebut, sepengetahuannya tidak disetujui pimpinan DPR periode sebelumnya.

"Tapi ini terus menerus berjalan. Keputusan politik apa yang melanjutkan ini? Dokumen yang mana? Yang disampaikan ke kita selalu dokumen yang sudah diedit, bukan yang asli," ungkap Heni.

Seperti diketahui, DPR berencana membangun gedung baru yang anggarannya mencapai Rp 1, 138 triliun. Rencana pembangunan gedung baru tersebut mengundang kritikan dari sejumlah pihak. Para aktivis juga melayangkan gugatan kepada DPR atas rencananya itu.

LSM yang tergabung dalam koalisi ini diantaranya Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Transparency International Indonesia (TII), Indonesia Corruption Watch (ICW), Komite Pemilih Indonesia (TePI), dan Indonesia Budget Center (IBC).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

    BPIP Siapkan Paskibraka Nasional untuk Harlah Pancasila 1 Juni

    Nasional
    Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

    Jaksa Agung Mutasi 78 Eselon II, Ada Kapuspenkum dan 16 Kajati

    Nasional
    Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

    Hari Ke-14 Haji 2024: Sebanyak 90.132 Jemaah Tiba di Saudi, 11 Orang Wafat

    Nasional
    Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

    Di Tengah Rakernas PDI-P, Jokowi Liburan ke Borobudur Bareng Anak-Cucu

    Nasional
    DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

    DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

    Nasional
    Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

    Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

    Nasional
    Sadar Diri, PDI-P Cuma Incar Kursi Cawagub di Pilkada Jabar

    Sadar Diri, PDI-P Cuma Incar Kursi Cawagub di Pilkada Jabar

    Nasional
    Tersandung Kasus Pemalsuan Surat, Pj Wali Kota Tanjungpinang Diganti

    Tersandung Kasus Pemalsuan Surat, Pj Wali Kota Tanjungpinang Diganti

    Nasional
    Nasdem dan PKB Diprediksi Dapat 2 Jatah Kursi Menteri dari Prabowo

    Nasdem dan PKB Diprediksi Dapat 2 Jatah Kursi Menteri dari Prabowo

    Nasional
    Hari ke-2 Rakernas PDI-P, Jokowi Masih di Yogyakarta, Gowes Bareng Jan Ethes...

    Hari ke-2 Rakernas PDI-P, Jokowi Masih di Yogyakarta, Gowes Bareng Jan Ethes...

    Nasional
    Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

    Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

    Nasional
    Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

    Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

    Nasional
    Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

    Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

    Nasional
    Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

    Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

    Nasional
    Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

    Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com