Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluar Tiap Hari, Gayus Tambah Uang Suap

Kompas.com - 01/04/2011, 16:47 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Gayus Halomoan Tambunan, mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak, sempat meminta kepada Kompol Iwan Siswanto selaku Kepala Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, untuk dapat keluar dari rutan setiap hari kecuali hari sidang atau pada waktu tertentu saat ia dibutuhkan di rutan.

Awalnya, Iwan hanya mengizinkan Gayus keluar rutan setiap hari Jumat sore dan kembali Senin pagi. Atas izin itu, Iwan menerima suap Rp 5 juta per minggu dan Rp 50 juta per bulan. Izin itu diberikan setelah Gayus meminta perlakuan yang sama seperti tahanan lain yakni Komjen Susno Duadji dan Kombes Williardi Wizar. Keduanya dapat keluar masuk rutan tanpa prosedur.

Pada Juli 2010, Iwan menerima suap Rp 10 juta setelah memberikan izin Gayus bermalam di luar rutan tanggal 24 Juli, 25 Juli, dan 31 Juli. Pada bulan Agustus, Iwan menerima suap Rp 70 juta dengan rincian Rp 50 juta untuk uang bulanan dan Rp 20 juta untuk uang mingguan. Pada bulan itu, Gayus bermalam di luar rutan selama 9 hari.

Namun, pada September, Gayus meminta ke Iwan bisa keluar setiap hari. Iwan menyetujui asalkan suap bulanan ditambah menjadi Rp 100 juta. Namun, uang mingguan diturunkan menjadi Rp 3,5 juta. Uang itu akan diberikan mulai bulan Oktober. Pada September, Iwan masih menerima tarif lama yakni Rp 70 juta.

"Atas permintaan terdakwa Kompol Iwan Siswanto, Gayus menyetujuinya," kata Sila Pulungan, koordinator jaksa penuntut umum, saat membacakan dakwaan untuk Iwan di Pengadilan Negeri Bandung, Jawa Barat, Jumat (1/4/2011).

Setelah mendapat izin dari Iwan, Gayus bermalam setiap hari di luar rutan selama sebulan. Pemilik harta seratusan miliar rupiah itu hanya kembali pada Senin dan Rabu pagi untuk menghadiri sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Seusai sidang, Gayus kembali bermalam di luar rutan.

Bulan Oktober, Iwan menerima suap dengan tarif baru, yakni Rp 114 juta. Pada bulan November, Iwan tak menerima suap dari Gayus setelah memberikan izin ke Gayus untuk bermalam selama lima hari dari tanggal 1 November-5 November. Pasalnya, Iwan ditangkap pada 6 November oleh rekannya sendiri.

Seperti diberitakan, kasus itu terungkap setelah beberapa wartawan memergoki Gayus tengah menonton turnamen Tenis di Nusa Dua, Bali, awal November 2010. Setelah diselidiki, penyidik Bareskrim Polri hanya tahu Gayus pelesiran ke Bali. Gayus ke Bali bersama istrinya, Milana Anggraeni, dan putranya, Gagah GT.

Pelesiran Gayus kembali terkuak ketika salah satu warga menulis surat pembaca di harian Kompas. Dia mengaku pernah melihat Gayus dalam satu penerbangan ke Singapura pada September 2010. Setelah diselidiki, selain ke Singapura, Gayus juga pelesiran ke Makau dan Malaysia. Gayus pelesiran dengan paspor palsu atas nama Sony Laksono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

    Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

    Nasional
    Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

    Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

    Nasional
    Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

    Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

    Nasional
    KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

    KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

    Nasional
    Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

    Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

    Nasional
    Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

    Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

    Nasional
    Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

    Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

    Nasional
    Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

    Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

    Nasional
    Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

    Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

    Nasional
    PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

    PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

    Nasional
    Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

    Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

    Nasional
    Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

    Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

    Nasional
    Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

    Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

    Nasional
    Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

    Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

    Nasional
    Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

    Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com