Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Firenze, Kota Tercantik di Italia...

Kompas.com - 27/03/2011, 19:51 WIB

Sebelum saya bercerita soal Firenze secara sejarahnya, sedikit tips yang saya bisa berikan kepada pembaca Kompas.com. Usahakan membeli tiket kunjungan ke suatu museum melalui internet. Khususnya museum Uffizi yang sangat terkenal di dunia ini, mengapa? Karena antrean bisa memakan waktu satu hingga dua jam setiap kalinya, bahkan tante Kang Dadang alias David, sempat mengantre selama hampir empat jam untuk masuk ke dalam Museum Uffizi! Di site internet turis Firenze, kita dapat membeli beberapa tiket kunjungan ke tempat wisata sesuai dengan hari dan jam yang kita kehendaki. Sehingga tak perlu terlalu menunggu hingga berjam-jam.

Tips yang kedua yaitu, carilah tempat penginapan di dalam kota. Karena di Firenze begitu banyak tempat wisata yang harus dikunjungi, dengan bermalam di dalam kota, menghemat waktu dalam perjalanan. Penginapan di Firenze tidak terlalu mahal, saran saya pilihlah apartemen khususnya bagi yang berkeluarga. Kami menyewa apartemen untuk empat malam dan untuk empat orang, sebuah apartemen seluas 100 meter dengan taman kecil.

Harganya sangat menarik, saat itu kami membayar satu apartemen lebih murah dibandingkan harus menyewa dua kamar di hotel. Karena sebagian hotel tak mau menerima dua anak dalam satu kamar. Dan kami tak mau membiarkan kedua anak kami berpisah kamar, karena mereka masih dibawah umur.

Beruntung sekali, kami tak salah memilih karena apartemen yang kami sewa itu, dekorasi yang ditawarkan membuat kami serasa keturunan aristrokrat...! Jangan membayangkan apartemen bagaikan di Jakarta yang hanya dinding dan kaca, namun apartemen yang ditawarkan di Eropa rata-rata memiliki keistimewaan tersendiri, misalnya bangunan kuno dari abad ke 18 dan 19.

Keuntungan lainnya memilih apartemen bagi keluarga adalah malam hari tentu saja anak-anak sudah letih berjalan seharian. Dan bagi mereka tentunya makan secara santai merupakan hal yang baik. Di apartemen, dapur selalu disediakan lengkap dengan peralatannya. Kita hanya tinggal butuh membeli keperluan makanan saja untuk dimasak. Dan sarapan pagi secara rileks dimana anak-anak masih berpiyama juga membuat mereka merasa nyaman. Karena kami pun yang dewasa merasakan nyaman apalagi anak-anak, yang tak perlu dikejar-kejar waktu agar cepat berpakaian untuk turun ke restoran hotel untuk sarapan.

Dan tentunya kenyamanan yang tak bisa didapatkan di hotel dalam apartemen yaitu, kami selama berlibur bagaikan di rumah sendiri saat bangun tidur dan pulang dari perjalanan. Anak-anak bisa berlari-lari dan saya bisa menyajikan masakan bagi kami sekeluarga sesuai lidah kami yang campur aduk antara Asia dan Eropa.

Bagi yang berlibur dengan kendaraan, mengendarai mobil dalam kota diluar penduduk Firenze dilarang. Namun jangan cemas, tempat parkir publik di pintu masuk kota banyak ditawarkan, sayangnya harganya relatif mahal, kami membayar 55 euros untuk empat malam. Bagi yang datang dengan pesawat, taksi pun tergolong tak murah dari bandara hingga kota Firenze.

Tips yang terakhir yaitu, hati-hati dalam memilih restoran dan kafe. Firenze adalah kota turis, maka tak heran bila banyak rumah makan hingga tempat minuman yang tak memasang harga, namun saat kita membayar bisa dibikin kesal! Karena sistim restoran di Italia yaitu kebanyakan servis belum termasuk dalam harga makanan, dan ada istilah penyewaan peralatan makan!

Heran? Ya begitulah. Ada biaya tambahan, berupa penyewaan garpu, pisau, piring, gelas, sendok dalam nota pembayaran.  Untungnya ada beberapa restoran yang dengan jelas menuliskan di papan luar rumah makannya, jika servis dan penyewaan sudah masuk dalam harga makanan. Karena ada yang tak menuliskannya lalu tiba-tiba.... uang yang dikeluarkan jadi sangat mahal! Istilahnya, karena merupakan kota wisata terkenal maka banyak komersial yang mengambil kesempatan.

Dan itulah yang terjadi pada kami di hari pertama liburan kami. Bukan masalah penyewaan karena kami sudah tahu tapi servis yang diminta hampir setengah dari harga makanan yang kami pesan. Saat itu memang kami tak terlalu perhatian, karena anak-anak sudah ribut kelaparan dan kami belum mengenal seluk beluk kota.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com