Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahfud Tak Percaya Isu Kudeta

Kompas.com - 24/03/2011, 13:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD tak percaya dengan isu kudeta yang akan dilakukan oleh 19 purnawirawan TNI yang kemudian dikait-kaitkan dengan keberadaan Dewan Revolusi Islam, seperti yang beredar dalam dua hari terakhir.

Sebagai orang yang sering bertemu dan berdiskusi dengan para purnawirawan TNI secara berkala, Mahfud tahu benar para jenderal tersebut tak ingin melakukan kudeta.

"Saya sama sekali tidak percaya ada isu itu karena saya mantan Menhan (Menteri Pertahanan), jadi saya tahu. Saya sampai hari ini sering berkumpul dengan banyak mantan jenderal. Sering bertemu di suatu tempat di rumah teman di daerah Kuningan, tidak pernah ada satu pun yang berpikir tentang kudeta itu," ungkapnya di Gedung DPR RI, Kamis (24/3/2011).

Bahkan, lanjutnya, diskusi berkala di rumah mantan Komandan Satuan-81 Kopassus/Detasemen-81 Antiteror TNI Jenderal (Purn) Luhut Panjaitan itu menghasilkan dua poin penting. Pertama, para jenderal merasakan kekecewaan terhadap pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono. Namun, meski kekecewaan itu besar, para jenderal tetap berkomitmen untuk mengawal pemerintahan ini sampai 2014.

"Itu clear. Selalu dikatakan berkali-kali. Jangan sampai ada pikiran untuk menggulingkan pemerintah," tegasnya.

Mahfud juga tak percaya kalau isu kudeta oleh para jenderal kemudian dikaitkan dengan Dewan Revolusi Islam, bahkan dengan wacana kudeta yang digulirkan oleh Front Pembela Islam (FPI) sebelumnya.

"Itu kan waktu soal Ahmadiyah dulu. Ini kan kita bicara soal kaitannya Dewan Revolusi Islam dengan 19 jenderal itu kan. Nah, itu yang saya tidak percaya. Kalau dulu akan menggulingkan kalau tak membubarkan ahmadiyah, saya kira itu tak ada kaitannya dengan yang muncul di Al Jazeera. Itu soal tersendiri yang juga saya kira soal pepesan kosong juga lah, kegenitan yang berlebihan," tandasnya. 

Terkait isu kudeta, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto mengaku sudah mendengarnya sejak 10 hari lalu. Namun, pemerintah tidak ingin menanggapinya berlebihan.

"Ya, aya-aya wae-lah. Kita kan sudah mengembangkan demokrasi di negara kita. Tahapan demokrasi sudah ditentukan dan itu diatur oleh undang-undang. Ini kesepakatan kita dalam meneruskan tahapan-tahapan demokrasi dengan DPR melalui platform politik. Ya, kita ikuti saja tahapan demokrasi itu. Demokrasi kita menuju kematangan. Jadi, kalau di sana-sini masih ada yang kurang, kita ikuti proses itu," kata Djoko.

Sebelumnya, Al-Jazeera melaporkan adanya sejumlah jenderal purnawirawan yang secara diam-diam mendukung kelompok Islam garis keras untuk memicu kekerasan antarumat beragama. Hal ini bagian dari rencana menggulingkan Presiden.

”Mereka muak dengan kebohongan Presiden,” kata Al-Jazeera mengutip pernyataan pemimpin Gerakan Reformasi Islam Chep Hernawan.

Koresponden Al-Jazeera, Step Vessen, mengatakan, laporan bahwa sebuah kelompok garis keras memiliki pendukung yang kuat ”telah terkonfirmasi untuk pertama kalinya”. Kelompok itu dikaitkan dengan jumlah serangan terhadap kelompok beragama, termasuk jemaat Kristiani dan Ahmadiyah. Sebelumnya, Chep mengatakan, para purnawirawan jenderal itu telah mencoba menggunakan sejumlah isu, termasuk korupsi, guna memicu penolakan terhadap Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    “Oposisi” Masyarakat Sipil

    Nasional
    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

    Nasional
    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

    Nasional
    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

    Nasional
    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

    Nasional
    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

    Nasional
    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com