Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haris Serahkan Rp 100 Juta ke Ba'asyir

Kompas.com - 14/03/2011, 13:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Abdul Haris alias Haris Amir Falah, Ketua Jamaah Anshorud Tauhid (JAT) Jakarta mengaku menerima dana sebesar Rp 350 juta dalam beberapa tahap dari dua donatur yakni Dr Syarif Usman dan Hariadi Usman. Dari uang Rp 350 juta itu, Haris mengaku menyerahkan uang Rp 100 juta kepada terdakwa Abu Bakar Ba'asyir.

Haris menjelaskan, awalnya ada pertemuan antara ia, Ba'asyir, dan Hariadi di rumah makan di daerah Matraman, Jakarta Timur. Pertemuan itu juga diikuti oleh istri dan rekan Hariadi. "Awalnya cuma makan biasa. Tapi ada pertemuan sesudah makan. Ustad Abu Bakar memberikan imbauan agar Hariadi membantu infaq untuk jihad," kata dia.

Penjelasan itu disampaikan Haris saat bersaksi di sidang Ba'asyir, Senin (14/3/2011), melalui teleconference dari Rumah Tahanan Kelapa Dua, Depok. Majelis hakim dan tim jaksa penuntut umum mendengarkan kesaksian dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Adapun Ba'asyir berserta tim pengacara memilih walk out.

Saat itu, kata Haris, Ba'asyir tidak menyinggung masalah pelatihan militer di Pegunungan Jalin, Jantho Aceh Besar. "Ustad Abu Bakar hanya sebut kami ada program jihad yang butuh dana besar," kata dia.

Beberapa minggu setelah itu, kata Haris, ia ditelepon oleh Hariadi untuk datang ke rumahnya di Bekasi. Saat itu, Haris menerima uang Rp 100 juta. Sore harinya, Haris langsung menemui Ba'asyir di Tasikmalaya ketika menghadiri acara JAT. "Saya serahkan langsung ke ustad Abu Bakar," kata dia lagi.

Kemudian, Haris kembali menerima uang Rp 50 juta dari Hariadi. Dikatakan Haris, Ba'asyir juga pernah melakukan pertemuan dengan Syarif. Saat itu, Ba'asyir kembali menjelaskan seperti yang dijelaskan ke Hariadi.

Satu minggu setelah pertemuan itu, kata Haris, Syarif menyerahkan kepadanya uang Rp 100 juta di Kantor JAT Jakarta. Uang itu lalu diserahkan ke Ubaid. Setelah itu, Syarif kembali menyerahkan uang Rp 100 juta di tempat yang sama.

Seperti diberitakan, Ba'asyir didakwa terlibat pelatihan militer kelompok teroris di Aceh. Jaksa mendakwa Ba'asyir mengumpulkan dana sekitar Rp 1 miliar dari berbagai pihak untuk mendanai segala kegiatan di Aceh seperti membeli senjata api, amunisi. Dari seluruh dana itu, menurut jaksa, terdapat uang milik Ba'asyir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com