Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

72 Klien Gayus Telah Divonis

Kompas.com - 24/02/2011, 15:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Berdasarkan hasil analisis tim gabungan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan, ahli perpajakan independen, dan Komisi Pemberantasan Korupsi, dari 151 perusahaan wajib pajak yang ditangani Gayus HP Tambunan, sebanyak 72 di antaranya telah diajukan ke peradilan pajak.

"Peradilan pajak memvonis bahwa ke-72 kasus itu dimenangi pemerintah. Namun, masih ada tahap akhir untuk melakukan penelitian final kembali bersama BPKP, ahli perpajakan independen, dan KPK. Nanti kami serahkan ke Kementerian Keuangan," kata Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo pada jumpa pers di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (24/2/2011).

Turut hadir pada jumpa pers mengenai perkembangan pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2011 terkait dengan penanganan kasus Gayus adalah Wakil Presiden Boediono; Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto; Jaksa Agung Basrief Arief; Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar; dan Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan V Sonny Loho.

Timur menyebutkan, ada empat saksi baru terkait dengan kasus suap pajak Gayus dan polisi menyita satu dokumen transaksi keuangan. "Dari empat saksi, ada dari pihak bank yang mengetahui transaksi keuangan dan ada juga yang berkaitan dengan konsultan pajak," katanya.

Menurut Timur, berkas perkara kepemilikan uang Gayus senilai Rp 28 miliar dan Rp 74 miliar dengan sangkaan gratifikasi serta pencucian uang telah dikembalikan oleh jaksa di Polri. "Jaksa memberikan petunjuk bahwa suapnya menjadi bagian untuk disangkakan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com