JAKARTA, KOMPAS.com — Maarif Institute meminta kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi terhadap sejumlah aksi kekerasan berlatar belakang agama yang berlangsung belakangan ini.
Seperti diketahui, Selasa (15/2/2011), kembali terjadi serangan berlatar belakang agama terhadap Yayasan Pondok Pesantren Islam (Yapi) di Desa Kenep, Beji, Pasuruan, Jawa Timur. Setelah sebelumnya terjadi amuk massa di Temanggung, Selasa (8/2/2011), dan bentrok warga dengan pengikut Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten, Minggu (6/2/2011).
Direktur Eksekutif Maarif Institut, Fajar Rizalul Haq, mengatakan, tindakan kekerasan berlatar belakang agama tersebut rawan dijadikan alat politik. "Saya melihat bukan persoalan mayoritas minoritas, karena sudah masuk wilayah politik. Masyarakat diminta tidak terprovokasi, akan dijadikan alat komoditas politik, ada aroma seperti itu," katanya ketika dihubungi, Rabu (16/2/2011).
Pihaknya juga meminta masyarakat agar dapat menjaga keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat. Jika tidak, keberagaman yang disikapi dengan kekerasan berlatarbelakang agama akan berdampak pada konflik horizontal. "Yang kemudian akan merugikan masyarakat, merusak modal sosial masyarakat yang sangat toleransi dan menghargai perbedaan, nilai-nilai ini akan tergerus," katanya.
Kekerasan berlatar belakang agama juga, kata Fajar, akan mengikis fondasi keberagaman bangsa.
Terkait aksi penyerangan terhadap Yayasan Pondok Pesantren Islam (Yapi) di Jawa Timur, Fajar mengatakan bahwa kejadian tersebut yang berlangsung tidak lama setelah kejadian Cikeusik dan Temanggung, yang memperlihatkan sisi gelap pluralisme keberagaman Indonesia. Serta kegagalan negara dalam melindungi kemajemukan dan warga negaranya. "Memberikan pilihan kepada pemerintah untuk memberi ruang garis keras semena-mena kepada minoritas atau berdiri pada konstitusi, tegas terhadap garis keras. Yang terpenting minoritas harus diberi perlindungan dan keadilan," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.