Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Presiden Terima Rapor Menteri

Kompas.com - 12/01/2011, 08:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Setahun pelaksanaan program kerja Kabinet Indonesia Bersatu II, Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) masih memberikan rapor merah. Rapor merah diberikan karena target program kerja kabinet belum tercapai 100 persen hingga akhir tahun lalu.

Demikian diungkapkan Kepala UKP4 Kuntoro Mangkusubroto saat ditanya pers, seusai rapat tentang kelanjutan penanganan bencana di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (11/1/2011) petang kemarin.

"Saya kira masih ada yang diberi warna merah. Akan tetapi, saya belum bisa menyebutkan kementerian dan lembaga mana dan berapa yang targetnya masih tak tercapai," ujar Kuntoro.

Menurut Kuntoro, seluruhnya ada 47 kementerian dan lembaga yang dievaluasi UKP4. "Penyebabnya bermacam-macam sehingga tak tercapai. Namun, UKP4 akan berikan catatan atas penyebabnya itu. Akan tetapi, catatan yang disampaikan kementerian dan kelembagaan itu tidak akan mengubah penilaian UKP4," katanya.

Saat disebutkan adanya faktor-faktor keterkaitan dengan kementerian lain seperti masalah regulasi dan pencairan anggaran serta kehati-hatian menjalankan proyek kementerian sehingga ada target yang tidak tercapai, Kuntoro membenarkan.

Hari ini diserahkan

Lebih jauh Kuntoro mengakui, semua laporan menteri atas capaian kinerja sudah selesai diolah UKP4. "Tinggal dibuat kesimpulannya dan secara teknis laporannya akan dijilid dulu, baru akan diserahkan Rabu ini kepada presiden," lanjut Kuntoro.

Selanjutnya, ujar Kuntoro, semuanya tergantung pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyikapi laporan evaluasi tersebut. "Laporan itu nanti Presiden yang menentukan, apakah perlu disidangkan di kabinet atau tidak, atau dipegang oleh Presiden sendiri untuk dipelajari lebih mendalam," katanya.

Disinggung soal hasil evaluasi UKP4 yang merah dapat memengaruhi reshuffle kabinet, Kuntoro mengaku tidak tahu-menahu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Soal 'Presidential Club', Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Soal "Presidential Club", Djarot PDI-P: Pak Prabowo Kurang Pede

Nasional
Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Polri Serahkan Kasus TPPU Istri Fredy Pratama ke Kepolisian Thailand

Nasional
Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Evaluasi Arus Mudik, Jokowi Setuju Kereta Api Jarak Jauh Ditambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com