Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bang Yos: Pak Dwi Sosok yang Ramah

Kompas.com - 08/01/2011, 13:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengenang sosok pengusaha Sudwikatmono sebagai sosok yang ramah kepada semua orang tanpa membeda-bedakan pangkat. Ia pun mengaku kaget saat mengetahui Pak Dwi, sapaan akrabnya, meninggal dunia karena dirinya sama sekali tidak pernah mengetahui Pak Dwi dirawat di Singapura.

"Saya sudah kenal lama dengan almarhum, dari dulu pangkat saya kolonel saat mejadi danrem dan bersama Pak Harto saya masih sering ketemu beliau. Beliau orang yang sangat ramah," ujar Bang Yos, Sabtu (8/1/2011) saat berkunjung ke rumah duka di Bukit Golf Utama, Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Ia pun menceritakan, saat jabatannya masih rendah, ia selalu disapa ramah oleh Pak Dwi. "Saat menjabat panglima (Panglima Kodam Jaya) pun masih sama ramahnya. Beliau tidak pernah membeda-bedakan status," ujarnya.

Selain itu, saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Bang Yos mengaku banyak dibantu oleh mantan bos Cineplex 21 itu. Banyak peristiwa bencana di Jakarta yang terbantu berkat kucuran dana dari Sudwikatmono. "Beliau sangat sering ikut kegiatan amal. Pada saat ada musibah, saya kumpulkan para pengusaha untuk berpartisipasi. Saya rasa beliau selalu terlibat," katanya.

Dengan sosok yang begitu lekat dalam ingatannya, Bang Yos mengaku kaget ketika mengetahui berita tentang meninggalnya Wakil Komisaris Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa tersebut. "Karena selama ini saya tidak dengar beliau dirawat di Singapura," katanya.

Sudwikatmono, yang juga adik sepupu mantan Presiden Soeharto itu, meninggal di usia 76 tahun, Sabtu ini sekitar pukul 06.30 saat dirawat di RS Mount Elizabeth, Singapura. Jenazah dikabarkan akan tiba di rumah duka sekitar pukul 14.00. Pemakaman akan dilakukan Minggu besok di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-Benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

    Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-Benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

    Nasional
    Jokowi Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang

    Jokowi Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang

    Nasional
    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

    Nasional
    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

    Nasional
    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

    Nasional
    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

    Nasional
    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

    Nasional
    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

    Nasional
    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Nasional
    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

    Nasional
    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

    Nasional
    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Nasional
    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Nasional
    Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Nasional
    Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

    Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com