Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta Rajasa: Hormati Etika Koalisi!

Kompas.com - 02/01/2011, 20:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa pada pidato politik awal tahun 2011, Minggu (2/1/2011), mengatakan, koalisi dalam konteks sistem presidensial harus dimaknai sebagai upaya mencapai keberhasilan pemerintah yang telah dipilih rakyat. PAN, kata Hatta, juga menyadari bahwa partai politik dalam koalisi memiliki aspirasi yang berbeda-beda. Bahkan, tak jarang aspirasi tersebut bersinggungan.

"Namun apabila kita sudah sepakat berkoalisi, tentu ada etika-etika koalisi yang perlu dihormati dan ditegakkan bersama," katanya.

"PAN juga meyakini, berkoalisi bukan berarti terjadi akuisisi politik dari satu partai ke partai lainnya. Berkoalisi juga tidak berarti mengkooptasi hak-hak partai politik dan anggota parlemen di DPR. Berkoalisi memerlukan kebersamaan yang dilandasi oleh tanggung jawab," tambahnya.

Hatta menekankan, demokrasi bukan sekedar alat mencapai tujuan. Sebaliknya, demokrasi adalah nilai untuk mencapai kesejahteraan.

"Demokrasi memberikan rasa memiliki dari setiap individu bangsa karena semua aspirasi tertampung dan terwakili. Demokrasi menjadi kanal bagi semua ketidakpuasan dan perbedaan pendapat yang tentunya bisa diselesaikan melalui proses demokrasi yang damai," katanya.

"Freedom tanpa rule of law akan mencederai demokrasi itu sendiri. Demokrasi akan mendorong setiap orang, setiap komponen bangsa memberikan yang terbaik untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com