JAKARTA, KOMPAS.com — Kawasan Provinsi Jawa Barat dan Banten dinilai sebagai kawasan dengan tingkat toleransi antarumat beragama paling rendah untuk tahun 2010. The Wahid Institute mencatat bahwa dua kawasan ini masih menduduki peringkat terendah dan sama seperti pada tahun 2009.
Dari 133 kasus yang dicatat The Wahid Institute di 13 wilayah di Indonesia, 43 kasus intoleransi dan diskriminasi terjadi di Jawa Barat dan Banten. Sementara itu, Jawa Timur menempati posisi kedua dan Jakarta di posisi ketiga.
Sikap intoleran dan diskriminasi ini paling banyak diwujudkan dalam tindakan pemaksaan dan pembatasan keyakinan. "Persoalan keyakinan yang berbeda sering dianggap sebagai penyimpangan atau penodaan agama oleh sebagian masyarakat. Mereka kemudian melakukan pemaksaan kepada tertuduh untuk meninggalkan atau mengganti keyakinannya. Modusnya bisa dengan mengadili, mengintimidasi, hingga mengkriminalkan, termasuk diikuti penyerangan fisik dan penyebaran kebencian," ungkap Direktur Eksekutif The Wahid Institute Yenny Wahid, Selasa (21/12/2010).
Sikap intoleran dan diskriminatif juga terwujud dalam pembatasan rumah ibadah, baik gereja, wihara, maupun masjid. Terdapat pula ancaman kekerasan dan intimidasi terhadap penganut agama lain. Pelaku tindakan intoleran dan diskriminatif ini didominasi oleh masyarakat sipil. Menurut Yenny, masyarakat sipil yang dimaksud adalah ormas-ormas berbasis agama atau yang beratribut agama tertentu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.