Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Korupsi, Sikap SBY Tak Jelas

Kompas.com - 08/12/2010, 17:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com  Ketua Dewan Pengurus Transparency International Indonesia Todung Mulya Lubis menilai, sikap pemerintah dalam upaya pemberantasan korupsi mendua. Itu terjadi karena dukungan yang lemah dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Ada sikap yang mendua dalam pemerintah untuk memberantas korupsi. Bersyukur Ketua KPK baru itu rekam jejaknya bagus. Tapi kita tidak melihat Presiden memberi dukungan yang cukup kuat dalam pemberantasan korupsi. Ini kelihatan dari kasus pemberantasan mafia pajak yang tidak tuntas," katanya di Gedung MK, Rabu (8/12/2010). Presiden berulang kali mengatakan tidak boleh mencampuri proses hukum yang sedang berjalan.

Menurut advokat senior ini, pernyataan itu benar. Namun, Presiden SBY seharusnya bisa memberi dukungan yang positif dan kuat. Sayangnya, sinyal tersebut sampai sejauh ini sangat lemah sehingga tidak menjadi dukungan yang baik untuk pemberantasan korupsi.

"Siapa pun yang ditempatkan di KPK, kalau tanpa dukungan kuat pemerintah, akan sulit juga," ungkapnya. Salah satu contohnya dalam pengangkatan Ketua KPK baru Busyro Muqoddas. Masa tugas menjadi perdebatan di gedung dewan menjelang uji kepatutan dan kelayakan beberapa waktu lalu antara satu dan empat tahun.

"Presiden seharusnya bisa tunjukkan sikap bahwa ini harus empat tahun. Kalau Presiden tak sepenuhnya yakin, Presiden kan bisa meminta Mahkamah Konstitusi untuk memberi penafsiran terhadap pergantian masa jabatan ini," katanya.

Presiden SBY bisa mengajukan uji materi untuk meminta penjelasan MK. Namun, pemerintah tak juga melakukannya, tetapi justru ICW. Mereka kini tengah mengambil langkah uji materi untuk persoalan masa jabatan pimpinan pengganti KPK ini.

Pemilihan ketua KPK baru yang hanya untuk satu tahun ke depan ini dinilai sangat mahal karena telah menghabiskan biaya hingga Rp 2,5 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com