Kota Dubai yang menjadi ibu kota Emirat Dubai, satu dari tujuh emirat di Uni Emirat Arab, sangat menarik untuk dikunjungi. Posisinya yang menjadi hub
Demikian juga sebaliknya, penumpang dari Eropa yang akan ke Asia, Afrika, ataupun ke Jazirah Arab, banyak yang memilih transit ke Dubai untuk menikmati kota yang tidak pernah tidur ini. Berdasarkan data tahun 2009, jumlah penumpang yang mendarat di Dubai International Airport mencapai 50 juta per tahun. Sementara turis yang melancong di Dubai mencapai 7 juta setiap tahunnya.
Sejak tahun 2000, Dubai seperti bangkit dan ingin menjadi kota properti termegah di dunia. Dia tidak mau lagi tampil sebagai kota yang hanya melulu pasir, seolah tidak ada satu pun yang istimewa muncul di sana. Dubai ingin tampil dengan beragam wajah. Apa pun yang ada di dunia bisa ditemukan di Dubai.
Lihat saja, di sana tidak hanya ada Burj Al Arab, hotel termewah, termegah, dan termahal di dunia, tetapi juga ada Burj Kalifa, bangunan tertinggi di dunia dengan ketinggian 828 meter, mengalahkan Gedung Finansial Internasional Taipei 101, di Taipei, Taiwan.
Walau terletak di gurun pasir, bukan berarti warga Dubai tidak bisa menikmati berseluncur di salju, atau menikmati kehidupan bawah laut dengan ribuan jenis ikan yang ada di laut lepas. Semua hal yang luar biasa itu bisa dinikmati dengan mudah di mal. Untuk bermain ski, warga Dubai cukup datang ke The Mall of Emirates, sedangkan untuk menikmati akuarium air laut raksasa cukup datang ke Dubai Mall.
Dengan segala fasilitas dan impian yang sangat ambisius itu, Dubai kini menjadi pintu gerbang bagi siapa saja yang mau masuk ke wilayah Jazirah Arab. Dia juga menjadi pusat perbelanjaan bagi warga yang berasal dari negara-negara kaya di Jazirah Arab. Segala merek-merek mahal yang terkenal membuka butiknya di Dubai.
Kondisi inilah yang membuat Group Accor membuka The Pullman Hotel di Dubai. Posisinya yang menempel dengan The Mall of Emirates memberikan The Pullman Hotel banyak keuntungan. Para tamu hotel bisa dengan mudah mendapatkan apa saja yang diinginkan.
Group Accor, jaringan hotel asal Perancis yang memegang merek hotel dari kelas menengah hingga atas ini, melihat Dubai tetap mempunyai potensi yang besar. ”Krisis ekonomi kemarin memang cukup memukul kondisi keuangan masyarakat Dubai. Namun, kini perekonomian mulai bangkit walaupun mungkin masih sangat lambat,” kata Charlie Langlais, Chief Operating Officer Accor Middle East, Africa, Indian Ocean & Caribbean Islands, di Dubai, Rabu (3/11).
Accor tetap optimistis dengan bisnisnya di Uni Emirat Arab karena telah melihat adanya tanda-tanda kebangkitan dari krisis ekonomi. ”Orang masih terus berdatangan ke Dubai. Mereka tidak hanya berbisnis, tetapi juga berwisata. Selama masih ada yang datang, maka ekonomi akan berputar terus,” tegas Langlais.
Secara keseluruhan, Accor memang banyak berinvestasi di Uni Emirat Arab (UEA). Jaringan hotel ini tercatat membangun hotel dari kelas menengah hingga kelas atas. Sofitel, yang merupakan hotel kelas mewah telah ada satu buah di UEA, dan akan ada empat hotel Sofitel lagi akan dibuka di UEA dan Bahrain.
Hotel Pullman yang telah ada satu di Dubai, pada tahun 2011 akan bertambah lagi satu buah di kawasan elite Jumeirah, Dubai. Namanya, Pullman Jumeirah Lake Towers.
Untuk hotel kelas menengah, seperti Novotel, Suite Novotel, Mercure, dan Ibis, sedikitnya Group Accor telah memiliki delapan hotel dan akan terus menambah jumlahnya di waktu dekat.
Menurut Laurent Chaudet, General Manager The Pullman Hotel Dubai Mall of Emirates, tingkat okupansi hotel yang baru dibuka bulan September 2010 ini, cukup menjanjikan. ”Baru dibuka, tingkat okupansi langsung 20 persen. Lalu awal November ini meningkat menjadi 50 persen. Dan pada hari raya Idul Adha, seluruh kamar kami habis dipesan. Sungguh ini di luar perkiraan,” kata Chaudet.
Selain para pebisnis dunia, Chaudet menjelaskan, para tamunya berasal dari Gulf Cooperation Council (GCC). GCC adalah perkumpulan enam negara kaya yang terletak di sekitar Jasirah Arab, yakni Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait, Oman, dan Qatar. Para tamu dari GCC biasanya datang untuk berbelanja di Dubai yang memang telah menjadi surga impian bagi padang gurun yang kaya minyak.