Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Langka, Aksi Borong Mulai Terjadi

Kompas.com - 18/11/2010, 20:01 WIB

KEDIRI, KOMPAS.com - Terbatasnya pasokan bahan bakar minyak khususnya premium selama satu pekan terakhir membuat masyarakat melakukan aksi nekat dengan memborong bahan bakar menggunakan jerigen.

Pantau di lapangan, aksi borong menggunakan jerigen itu antara lain terjadi di SPBU Paron, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.

Bahkan, Masyarakat yang antre ternyata bukan hanya dari kabupaten, melainkan banyak yang dari luar daerah tersebut.

Likah, salah seorang warga dari Kota Kediri mengaku jauh - jauh datang dari kota karena stok di SPBU kota banyak yang sudah habis.

Ia rela berjalan jauh hingga sekitar 3 kilometer menuju kabupaten, demi memenuhi isi premium di sepeda motornya.

"Terpaksa datang ke sini, yang lain sudah kosong. Maunya kalau ada ya mengisi bensin di kota, tetapi sudah banyak yang habis, makanya datang ke sini," katanya Kamis (18/11/2010).

Ia mengaku rela antre hingga tiga jam demi mendapatkan 3 liter bensin untuk mengisi bahan bakar motornya. Ia mengaku, membeli di SPBU lebih murah, karena harga di luar sudah mahal.

Harga saat ini, lanjut dia dijual hingga Rp 6.000 per liter, padahal di eceran biasanya hanya Rp 5.000 per liter.

Bahkan, di beberapa lokasi ada yang menjual lebih mahal, lebih dari Rp 6.500 dengan alasan sulit dicari.

Samsudin, salah seorang pembeli yang membawa jerigen mengaku nekat membawa jerigen untuk diisi premium. Ia rencananya membeli sebanyak 37 liter dan akan dijual kembali.

"Untuk dijual kembali. Tidak apa-apa hanya beli 37 liter saja," katanya.

Hal yang sama juga terjadi di wilayah Kota Kediri. Seperti di SPBU Blabak, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.

Bahkan, beberapa warga yang tidak mau antre terpaksa membeli pertamaks. Stok pertamaks pun ternyata juga terbatas, sehingga tidak bisa membeli dalam jumlah banyak.

Sementara itu, menyikapi dengan keresahan masyarakat akibat kelangkaan bahan bakar, Kepala Bagian Perekonomian Pemerintah Kota Kediri Yetty Sisworini mengaku sudah koordinasi via telepon seluler dengan Pertamina maupun Hiswana Migas.

Dari koordinasi dengan Pertamina, Yetty mengaku kelangkaan stok yang terjadi saat ini disebabkan adanya kebijakan Pertamina yang ingin mengalihkan konsumsi premium ke pertamaks.

Pertamina berencana mengurangi alokasi premium antara 10-50 persen. Sementara itu, untuk awal ini kuota premium masih dikurangi sekitar 5 persen.

"Ada pengurangan kuota dari Pertamina rencananya antara 10-50 persen, dari premium ke pertamaks," kata Yetty.

Untuk lebih memperjelas masalah itu, Yetty mengaku berencana mengadakan pertemuan dengan Pertamina dan Hiswana Migas.

Pihaknya saat ini belum bisa memutuskan yang dilakukan pemkot mengantisipasi masalah itu.

"Kami belum bisa memutuskan tentang masalah itu. Kami belum melakukan pertemuan langsung dengan Pertamina," kata Yetty.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com