Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wasiat Kepemimpinan Maridjan

Kompas.com - 02/11/2010, 08:49 WIB

Ia juga mengedepankan suatu etika yang khas, yang harus dihayati menyangkut hubungan antara manusia, gunung berapi, dan Tuhan. Ia sering mengatakan, ojo ndhisiki kerso, jangan mendahului kehendak-Nya. Ini menunjukkan bahwa Maridjan punya disiplin religius tersendiri, dengan berdoa, ikhtiar, dan pasrah.

Ketiga, ia pemimpin yang bertanggung jawab dan berani ambil risiko. Tampaknya, tak ada pretensi agar Maridjan sendiri dicap sebagai teladan. Akan tetapi, ia sering menunjukkan kepada publik bahwa ia punya tanggung jawab, dan atas dasar itu ia berani ambil risiko.

Karena itulah, perilakunya sering cukup kontroversial. Dengan alasan berdoa kepada-Nya, ia justru naik ke puncak, kawasan yang paling berbahaya pada 2006. Dengan alasan yang sama pula, ia tak mau meninggalkan desanya saat sebelum akhirnya ia diberitakan meninggal.

Ia tak menolak pengungsian warga, tetapi ia sendiri tak mau mengungsi. Memang kontradiktif. Karena itu, wajar apabila penilaian publik terbelah ke dalam dua pendapat berseberangan: ia berani ambil risiko atau ia sesungguhnya sosok yang fatalis.

Dua ekstrem Masih banyak hal yang bisa diulas dari gaya kepemimpinan Maridjan, tetapi tiga hal di atas sudah mencukupi, sebagai wasiat-wasiat yang dapat dicatat dari sosok bintang iklan minuman energi itu.

Setelah Maridjan meninggal, saya sependapat dengan anjuran agar kita lebih serius beralih dari paradigma intuisi ke sains modern. Akan tetapi, saya juga sepakat bahwa sains modern pun dikembangkan tanpa harus mengabaikan kearifan lokal.

Dari sini, seolah-olah memang antara Maridjan dan sains modern adalah dua ekstrem walaupun penjelasannya sering kali selaras dengan argumentasi sains. Intinya, sains dan kearifan lokal harus berdampingan, sedemikian rupa demi kemaslahatan semua.

* M ALFAN ALFIAN, Dosen di Universitas Nasional, Jakarta; Penulis Buku Menjadi Pemimpin Politik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

    Nasional
    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

    Nasional
    Kualitas Menteri Syahrul...

    Kualitas Menteri Syahrul...

    Nasional
    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

    Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

    Nasional
    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

    Nasional
    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

    Nasional
    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

    Nasional
    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

    Nasional
    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

    Nasional
    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

    Nasional
    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

    Nasional
    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com