Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seskab: Belum Tentu 10 Nama Disetujui

Kompas.com - 17/10/2010, 19:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — SSebanyak 10 nama yang diusulkan sebagai calon pahlawan nasional oleh Kementerian Sosial belum lama ini belum tentu disetujui Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan. Pasalnya, Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan yang dipimpin Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto masih akan memprosesnya terlebih dulu berdasarkan perkembangan dari masukan dan aspirasi masyarakat.

Setelah diproses, nama-nama yang telah diusulkan kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan baru akan disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Dipo Alam kepada Kompas, Minggu (17/10/2010) pagi di Jakarta.

Sepuluh nama calon pahlawan yang diusulkan Kementerian Sosial adalah mantan Presiden RI H Muhammad Soeharto mewakili Jawa Tengah, ulama besar Abdurrahman Wahid yang dikenal dengan Gus Dur mewakili Jawa Timur, mantan Gubernur DKI Ali Sadikin mewakili Jawa Barat, tokoh nasional Johannes Leimena dari Maluku, ulama Habib Sayid Al-Jufrie mewakili Sulawesi Tengah, Andi Depu dari Sulawesi Barat, Abraham Dimara dari Papua, Andi Makassau dari Sulawesi Selatan, Pakubuwono X dari Jawa Tengah, dan Sanusi dari Jawa Barat.

"Jadi, tidak benar jika selama ini cuma Pak Harto (Soeharto) saja yang akan diusulkan oleh pemerintah menjadi pahlawan nasional. Selain Pak Harto, masih ada sembilan orang lagi yang akan diusulkan oleh Kementerian Sosial kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan untuk diproses terlebih dulu dan baru ditetapkan oleh Presiden berdasarkan keputusan presiden," ungkap Dipo.

Menurutnya, Sekretaris Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan yang kebetulan dijabat oleh Sekretaris Militer Presiden Sudirman tentu akan menampung semua masukan dari berbagai elemen di masyarakat untuk menjadi bahan pertimbangan Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dalam mengambil keputusan. "Yang diusulkan masyarakat kepada Kementerian Sosial ada 18 nama tokoh. Akan tetapi, yang dipilih hanya 10 orang. Ya, di antaranya Pak Harto, Bang Ali, Gus Dur, Leimena, Sanusi, dan lainnya itu," tambah Dipo lagi.

Ditanya mengenai masukkah tokoh nasional dan intelektual Katolik, yaitu IJ Kasimo, dalam 18 nama calon pahlawan yang tidak dipilih oleh Kementerian Sosial, Dipo mengaku tidak tahu-menahu. Dipo mengajak masyarakat agar dapat berpikir positif dalam mencermati nama-nama calon pahlawan nasional tersebut.

"Jadi, pemerintah akan memprosesnya berdasarkan usulan masyarakat dengan pertimbangan jasa-jasa yang telah diberikannya selama hidup dan sisi lainnya yang dipersoalkan oleh masyarakat," lanjutnya lagi.

Mantan aktivis mahasiswa pada tahun 1970-an itu juga menduga, informasi dan pemberitaan selama ini yang menyebutkan bahwa hanya HM Soeharto yang akan diangkat oleh pemerintah menjadi pahlawan nasional adalah upaya dari berbagai pihak untuk menyebarkan sikap ketidaksukaan dari mahasiswa dan elemen lainnya kepada pemerintah. Menurutnya, hal itu terkait dengan ajakan agar mereka mau ikut dalam aksi demo menggulingkan pemerintah pada tanggal 20 Oktober mendatang, mengingat adanya nama HM Soeharto sebagai tokoh Orde Baru yang selama ini kurang disukai oleh sebagian masyarakat lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

    Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

    Nasional
    Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

    Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

    Nasional
    Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

    Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

    Nasional
    Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

    Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

    Nasional
    Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

    Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

    Nasional
    Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

    Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

    Nasional
    KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

    KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

    Nasional
    Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

    Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

    Nasional
    Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

    Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

    Nasional
    Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

    Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

    Nasional
    Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

    Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

    Nasional
    Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

    Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

    Nasional
    Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

    Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

    Nasional
    Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

    Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

    Nasional
    Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

    Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com