Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indikasi Kehancuran Indonesia

Kompas.com - 17/10/2010, 03:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Romo Franz Magnis-Suseno SJ, rohaniwan dan cendikiawan sosial, mengatakan, jika rasa kebangsaan itu mati, bangsa dan negara Indonesia akan hancur.

"Soalnya, yang mempersatukan ratusan etnik, suku dan komunitas, penganut beberapa agama, yang hidup di atas ribuan pulau kita hanyalah kebangsaan Indonesia. Tak ada yang lain," katanya ketika menjadi pembicara pada Seminar Nasional yang diselenggarakan Partai Golkar (PG) di Jakarta, Sabtu (16/10/2010) malam.

Seminar bertajuk "Penataan Sistem Politik untuk Memperkokoh Nasionalisme dan Demokrasi Indonesia" ini digelar guna menyemarakkan HUT ke-46 partai berlambang pohon beringin tersebut, yang berlangsung di Aula DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat.  Di hadapan lebih dari 200 peserta dari berbagai latar, baik itu kalangan muda maupun politisi senior, Romo Franz Magnis-Suseno mengawali pemaparannya berjudul "Indonesia dan Nasionalismenya" dengan mengulas Pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945.

"Di sana Bung Karno menempatkan ’nasionalisme’ di nomor satu dari deretan lima nilai Pancasila. Soekarno tahu mengapa," ujarnya. Yakni, lanjutnya, hanya karena kesadaran "kita ini satu bangsa, yakni bangsa Indoensia" sehingga masyarakat sedemikian aneka ragam yang hidup di kepulauan Nusantara, antara Asia dan Australia atau Oseania, bisa menjadi satu Indonesia.

"Tegasnya, bagi Bung Karno, nasionalisme adalah cinta sepenuh hati kepada Indonesia, dan rasa bangga bahwa 'kita orang Indonesia'. Inilah suatu rasa persatuan di antara orang-orang yang sedemikian berbeda, yang terbangun dalam sebuah sejarah penderitaan karena penjajahan dan perjuangan pembebasan bersama selama ratusan tahun," ujarnya.       Sekarang, menurut dia, setelah 65 tahun kemudian, banyak orang bertanya: Apakah kebangsaan Indonesia masih berarti sesuatu bagi bangsa kita? "Lebih dari itu, muncul juga pertanyaan, apakah kenyataan bahwa kita ini, orang Indonesia, masih dapat menggerakkan sesuatu dalam hati kita? Padahal, bagi Soekarno, kebangsaan merupakan sila paling inti, paling berharga dalam Pancasila," katanya.

Dan bagi Romo Franz Magnis-Suseno, "Hanya karena kebangsaan inilah sehingga bangsa Indonesia ada".   

Selain Romo Franz Magnis-Suseno, juga tampil antara lain cendekiawan Islam Azyumardi Azra (dengan makalahnya "Nasionalisme, Etnisitas, dan Agama di Indonesia: Dinamika Hubungan Antarmasyarakat dan Negara"); Letjen TNI Pur Agus Widjojo (dengan makalah "Masalah Pertahanan dalam Era Nasionalisme Modern"); Ketua Program Pascasarjana Ilmu Politik FISIP UI Dr Valina Singka Subekti, MSi. ("Aspek-aspek Perbaikan Sistem Politik Indonesia"); dan Dr Pratikno dari UGM ("Memperdalam Demokrasi, Mengefektifkan Pemerintahan").       "Kegiatan ini merupakan salah satu agenda utama HUT, selain Rapimnas Pertama," kata Wakil Ketua Umum DPP PG Theo L Sambuaga, seusai mendampingi Ketua Umum DPP PG Aburizal Bakrie membuka resmi rangkaian perayaan hari jadi partai Golkar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Umumkan Maju Pilkada Jakarta, DPD PDI-P DKI Tunggu Proses di DPP

Anies Umumkan Maju Pilkada Jakarta, DPD PDI-P DKI Tunggu Proses di DPP

Nasional
Ombudsman Klaim Berhasil Selamatkan Kerugian Masyarakat Rp 398,9 Miliar Sepanjang 2021-2024

Ombudsman Klaim Berhasil Selamatkan Kerugian Masyarakat Rp 398,9 Miliar Sepanjang 2021-2024

Nasional
KPK Sebut Penyitaan Ponsel Sekjen PDI-P Sesuai Aturan

KPK Sebut Penyitaan Ponsel Sekjen PDI-P Sesuai Aturan

Nasional
17.113 Jemaah Haji Indonesia Lakukan Tarwiyah

17.113 Jemaah Haji Indonesia Lakukan Tarwiyah

Nasional
PKS Dorong Kader Jadi Cawagub Anies, Ada Nama Sohibul Iman, Gamal Albinsaid, dan Mardani

PKS Dorong Kader Jadi Cawagub Anies, Ada Nama Sohibul Iman, Gamal Albinsaid, dan Mardani

Nasional
Gus Halim Sebut Pelestarian Adat dan Budaya dapat Percepat Pembangunan Desa

Gus Halim Sebut Pelestarian Adat dan Budaya dapat Percepat Pembangunan Desa

Nasional
Wacana Duetkan Anies dan Kaesang, PDI-P DKI: Tidak Usah Mengulang Tragedi Pilpres di Jakarta

Wacana Duetkan Anies dan Kaesang, PDI-P DKI: Tidak Usah Mengulang Tragedi Pilpres di Jakarta

Nasional
Jokowi Tetapkan Kawasan Ekonomi Khusus Setangga di Kalimantan Selatan

Jokowi Tetapkan Kawasan Ekonomi Khusus Setangga di Kalimantan Selatan

Nasional
Soal Akuisisi Sumber Beras dari Kamboja, Badan Pangan: Perlu Dipelajari

Soal Akuisisi Sumber Beras dari Kamboja, Badan Pangan: Perlu Dipelajari

Nasional
Anies Minta Aturan soal Pilkada Tak Diubah di Tengah Jalan

Anies Minta Aturan soal Pilkada Tak Diubah di Tengah Jalan

Nasional
Eks Anggota dan Pakar Hukum Minta DKPP Pecat Komisioner KPU-Bawaslu Pelaku Kekerasan Seksual

Eks Anggota dan Pakar Hukum Minta DKPP Pecat Komisioner KPU-Bawaslu Pelaku Kekerasan Seksual

Nasional
Pemerintah Pastikan Bansos Beras Diperpanjang Hingga Akhir Tahun 2024

Pemerintah Pastikan Bansos Beras Diperpanjang Hingga Akhir Tahun 2024

Nasional
Pertamina Berkontribusi Rp 425,5 Triliun untuk Penerimaan Negara Sepanjang 2023

Pertamina Berkontribusi Rp 425,5 Triliun untuk Penerimaan Negara Sepanjang 2023

Nasional
Menlu Retno Sebut Presiden Finlandia Akan Akui Negara Palestina, Tinggal Tunggu Waktu

Menlu Retno Sebut Presiden Finlandia Akan Akui Negara Palestina, Tinggal Tunggu Waktu

Nasional
Mahfud MD: Jika Demokrasi dan Hukum Tidak Dibangun, Jangan Mimpi Indonesia Emas

Mahfud MD: Jika Demokrasi dan Hukum Tidak Dibangun, Jangan Mimpi Indonesia Emas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com