Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBNU Tak Terlibat "Penggulingan" SBY

Kompas.com - 15/10/2010, 13:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan, tidak terlibat dalam rencana aksi "penggulingan" pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono pada 20 Oktober.

Ketua Umum PBNU Said Agil Siraj seusai diterima Wakil Presiden Boediono di Jakarta, Jumat (15/10/2010), mengatakan, ruangan di lantai 8 Kantor PBNU memang disewakan untuk menggelar rapar-rapat.

"Ruangan di lantai delapan itu memang disewakan. Itu tidak terkait dengan PBNU. Kalaupun kami tahu rapatnya soal itu, kami akan larang," kata Said.

Ketua PBNU Slamet Effendi Yusuf menegaskan, PBNU menolak aksi inkonstitusional "menggulingkan " pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono.

"Namun, Presiden juga harus mendengar suara rakyat yang tidak puas," ujarnya.

Slamet menambahkan, Presiden harus berani menerima kritik dari masyarakat. "Apabila Presiden tidak melakukan tindakan melanggar hukum, kami tidak setuju dengan gerakan-gerakan penjatuhan seperti itu," kata Slamet menegaskan.

Menurut Slamet, jika penggulingan dipaksakan, hanya ada dua cara, yakni revolusi dan kudeta. "Namun, kedua cara itu hanya akan merugikan rakyat banyak. Elite tidak terlalu merasakan," tuturnya.

Sebelumnya, sejumlah tokoh nasional bertemu di kantor PP Muhammadiyah, menilai isu rencana penggulingan itu merupakan sebuah tindakan kontra-produktif dan merugikan rakyat.

Politisi Partai Demokrat Ferry Julianto mengatakan, ide menjatuhkan Presiden sekarang akan kontraproduktif dan hanya akan merugikan rakyat kebanyakan pada akhirnya.

Ferry mengakui, saat ini semua merasakan kesulitan, khususnya rakyat. Semuanya pasti ingin membantu kesulitan rakyat itu, termasuk pemerintah yang terus berusaha sebaik mungkin dalam menjalankan tugasnya, walau di sana sini banyak kekurangan dan kelemahan.

"Tapi, itu bukan soal konstitusional dan tidak bisa loncat menjadi penjatuhan Presiden. Kekurangan itu sebaiknya kita selesaikan secara bertanggung jawab sesuai dengan sistem yang sudah kita perjuangkan bersama rakyat juga, yakni sistem demokrasi. Alangkah sempit pikiran kita apabila kita mengorbankan sesuatu yang sudah kita perjuangkan dengan pengorbanan yang besar dibandingkan dengan sesuatu kekurangan yang seyogianya bisa kita carikan pemecahannya secara lebih efektif," kata Ferry yang juga sempat dipenjara terkait demonstrasi penolakan kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak pada era pemerintahan SBY-JK itu.

Ferry berharap, apa yang menjadi kritik para tokoh nasional itu ditanggapi bijak juga oleh pemerintah.

Namun, para tokoh masyarakat dan nasional, serta kelompok yang kritis pun diharapkan lebih realistis dan tetap selalu mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan yang lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com