Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Jangan Terprovokasi Tapal Batas

Kompas.com - 12/10/2010, 14:44 WIB

BENGKULU, KOMPAS.com — Gubernur Bengkulu Agusrin Najamudin mengimbau agar warga Bengkulu yang tinggal di perbatasan dengan Provinsi Sumbar tidak mudah terprovokasi dalam konflik tapal batas yang belum tuntas.      "Pertama saya imbau kepada seluruh warga Kabupaten Mukomuko yang ada di perbatasan dengan Pesisir Selatan, Sumatera Barat, agar tidak mudah terpancing hingga proses tapal batas ini selesai," katanya di Bengkulu, Selasa (12/10/2010).      Ia mengatakan, persoalan perbatasan tersebut hanya masalah administrasi dan dari Kementerian Dalam Negeri sudah menurunkan tim ke lapangan untuk menuntaskan masalah itu.      Pertemuan antara kedua kabupaten dan dua kepala daerah tingkat provinsi juga sudah dilakukan sehingga semua pihak diharapkan bisa mematuhi keputusan yang dihasilkan.      "Jangan sampai sesama saudara yang tinggal di perbatasan terlibat konflik berdarah hanya karena batas tanah, kita ini masih saudara," katanya.      Sementara itu, Asisten I Sekretaris Provinsi Bengkulu Asnawi Lamat mengatakan, tapal batas antara Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat harus segera dituntaskan karena berpotensi menimbulkan konflik antarwarga yang tinggal di perbatasan itu.      "Kami bersama dengan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sudah bertemu di Kementerian Dalam Negeri dan tinggal menunggu keputusan pusat," katanya.      Anggota Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu Inzani Muhammad mengusulkan agar pemerintah menyelesaikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com