JAKARTA, KOMPAS.com — Pembeberan sumber dana Gayus dari Grup Bakrie (KPC, Arutmin, dan Bumi) dalam kasus mafia hukum menuai kritik terhadap Bareskrim Polri. Dikesankan bila Polri takut dan enggan menelisik ke Grup Bakrie.
"Polri tidak pernah takut atau enggan menyidik kasus apa pun. Hanya saja, pernyataan Gayus masih perlu didukung alat bukti agar Polri bisa mengembangkannya," kata penasihat ahli Kapolri, Dr Kastorius Sinaga, kepada Kompas.com, Jumat (1/10/2010).
Pengakuan Gayus itu sudah berulang kali, yaitu pada saat bertemu satgas di Singapura, penyidikan oleh tim independen Mabes Polri, dan persidangan.
"Polri telah memeriksa sejumlah pejabat grup Bakrie yang disebut sebut Gayus seperti Deny Adrian. Tetapi, masalahnya, bukti pendukung berupa nota penyerahan uang serta neraca bukti pengeluaran uang tidak ada. Padahal, perusahaan ini semua sudah go public dan secara akuntansi bisa ditelusuri karena menyangkut jumlah yang relatif besar, yaitu 3 juta dollar AS," papar Kastorius Sinaga.
Namun, Polri akan tetap mengembangkan kasus ini. Kalau perlu lewat audit forensik keuangan. "Polri mempunyai pengalaman di bidang itu. Tentu sikap Polri perlu hati-hati dan teliti mengingat efek dampaknya yang signifikan terhadap stabilitas ekonomi, khususnya pada iklim perdagangan di Bursa Efek Indonesia," ungkap Kastorius.
Di samping itu, kata sosiolog ini, konfrontasi pengakuan Gayus dengan hasil pemeriksaan mantan atasan Gayus, Maruli P Manurung, juga bisa membantu penyidik di dalam membuat kasus ini semakin jelas. (KSP)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.