Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kebiasaan" Menjelang Suksesi Kapolri?

Kompas.com - 30/09/2010, 15:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III Nasir Djamil mencurigai berbagai peristiwa yang terjadi di Tanah Air dalam sepekan terakhir. Konflik di Tarakan, bentrok massa di Ampera dan peristiwa ledakan bom di Kalimalang, menurutnya, tak terjadi begitu saja.

Apalagi, peristiwa-peristiwa ini terjadi menjelang suksesi Kapolri. Adakah hubungannya? "Kejadian-kejadian ini mengingatkan saya, mengapa setiap pergantian Kapolri selalu ada kasus seperti ini. Hanya, kali ini ada isu lain soal terorisme. Saya berpikir, letupan-letupan ini bukan terjadi begitu saja," kata Nasir kepada Kompas.com, Kamis (30/9/2010).

Siapa di balik berbagai peristiwa ini? "Ada pihak yang ingin membuat negara chaos. Pernyataan presiden negara tidak boleh kalah dengan kejahatan, belum kelihatan aksinya tapi aksinya. Sehingga masyarakat cemas dan tidak terlindungi," ujarnya.

Jika tak segera ditangani, Nasir khawatir akan merugikan citra Indonesia dan mengganggu iklim investasi.

Secara terpisah, anggota Komisi III Saan Mustopa tidak melihat berbagai peristiwa yang terjadi berkaitan dengan pergantian tampuk kepemimpinan Kapolri. "Tidak ada kaitannya persoalan-persoalan ini dengan pergantian Kapolri. Apakah sebuah desain atau spontan, segala kemungkinan bisa terjadi. Tapi saya tidak melihat ada kaitannya," kata politisi Partai Demokrat ini.

Ia meminta seluruh pihak bersabar menunggu penyelidikan polisi. Namun, polisi juga dinilainya kurang optimal menjalankan fungsi pengamanan. "Ini semua tantangan bagi Polri. Bisa atau tidak mengatasi dan menindak pelaku dengan tegas," kata Saan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jamaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com