Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah 2 Instruksi dan 4 Harapan SBY

Kompas.com - 14/09/2010, 12:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku prihatin dengan insiden penganiayaan terhadap dua pemuka Gereja HKBP Pondok Timur Indah yang terjadi pada hari Minggu (12/9/2010) silam. Atas insiden itu, Presiden, Selasa (12/9/2010) mengeluarkan dua instruksi dan empat harapannya.

Dua instruksi dan empat harapannya disampaikan kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, usai menerima laporan dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto, Kepala Polri Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri, dan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat.

Instruksi pertama, Presiden meminta semua pihak mencari solusi dari perselisihan atau ketegangan seputar tempat ibadah bagi jemaat HKBP. "Saya berharap para menteri terkait, Gubernur Jawa Barat, Bupati Bekasi, pemuka agama, tentu dari PGI, dan elemen-elemen yang lain, duduklah bersama dengan jernih, dengan niat yang baik, segera temukan jalan keluar yang baik. Saya berharap itu bisa tercapai dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kita ingin benar-benar semua itu bisa tercapai," kata Presiden.

Instruksi kedua, Presiden meminta agar hukum ditegakkan. Dikatakan Kepala Negara, tidak ada ruang bagi para pelaku tindak kekerasan, apa pun motifnya. Kepala Negara meminta polisi segera mengungkap dan memroses pelaku insiden kekerasan tersebut.

Selanjutnya, Presiden menjabarkan empat harapannya. "Pertama, saya berharap semua pihak untuk terus mengelola isu hubungan antarumat beragama dengan sebaik-baiknya. Karena, ya, ini masalah yang sensitif. Negara kita adalah negara yang majemuk. Kita telah memiliki UUD, undang-undang dan peraturan yang memungkinkan siapapun bisa menjalankan kegiatan ibadahnya dengan baik, memeluk agamanya masing-masing," katanya.

Kedua, Presiden meminta semua pihak untuk turut mencegah tindakan kekerasan, terlebih kekerasan fisik yang bisa mengancam jiwa siapapun, di lingkungan masyarakat kita.

"Ketiga, saya minta jangan ada intervensi dari pihak mana pun yang justru menimbulkan masalah baru, memperuncing keadaan, mengadu-adu (sehingga) akhirnya sesuatu yang bisa kita dapatkan jalan keluarnya dengan baik, malah jadi berkepanjangan dan makin meluas. Gunakan nurani masing-masing. Jangan ada di antara kita yang berpikiran lain kecuali pikiran yang sehat untuk menjaga harmoni hubungan baik dan kerukunan di antara kita semua, termasuk antarumat beragama," katanya.

Terakhir, Presiden menggarisbawahi peran dari pemerintah daerah. "Lakukanlah semua pendekatan, fasilitasi apapun agar ini bisa segera diselesaikan permasalahannya, ditemukan solusi dan jalan keluarnya. Di negeri ini tidak ada masyarakat atau daerah yang tidak ada pemimpinnya. Tampillah dengan sangat serius untuk mengatasi masalah ini. Saya juga mengajak para pemuka agama, PGI, dan pemimpin yang lain untuk memberi kontribusi agar masalah ini segera dapat kita carikan solusinya dengan baik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 21 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 21 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 20 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 20 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Akibat Kurang Caleg Perempuan, KPU Gelar Pileg Ulang Gorontalo VI 13 Juli 2024

    Akibat Kurang Caleg Perempuan, KPU Gelar Pileg Ulang Gorontalo VI 13 Juli 2024

    Nasional
    PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

    PPP Diminta Segera Tentukan Sikap terhadap Pemerintahan Prabowo Lewat Mukernas

    Nasional
    PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

    PKS: Masalah Judi Online Sudah Kami Teriakkan Sejak 3 Tahun Lalu

    Nasional
    Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

    Dompet Dhuafa Banten Adakan Program Budi Daya Udang Vaname, Petambak Merasa Terbantu

    Nasional
    “Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

    “Care Visit to Banten”, Bentuk Transparansi Dompet Dhuafa dan Interaksi Langsung dengan Donatur

    Nasional
    Perang Terhadap Judi 'Online', Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

    Perang Terhadap Judi "Online", Polisi Siber Perlu Diefektifkan dan Jangan Hanya Musiman

    Nasional
    Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

    Majelis PPP Desak Muktamar Dipercepat Imbas Gagal ke DPR

    Nasional
    Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

    Pertama dalam Sejarah, Pesawat Tempur F-22 Raptor Akan Mendarat di Indonesia

    Nasional
    Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

    Di Momen Idul Adha 1445 H, Pertamina Salurkan 4.493 Hewan Kurban di Seluruh Indonesia

    Nasional
    KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

    KPK Enggan Tanggapi Isu Harun Masiku Hampir Tertangkap Saat Menyamar Jadi Guru

    Nasional
    Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

    Tagline “Haji Ramah Lansia” Dinilai Belum Sesuai, Gus Muhaimin: Perlu Benar-benar Diterapkan

    Nasional
    Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

    Kondisi Tenda Jemaah Haji Memprihatikan, Gus Muhaimin Serukan Revolusi Penyelenggaraan Haji

    Nasional
    Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi 'Online', tapi...

    Pakar Sebut Tak Perlu Ada Bansos Khusus Korban Judi "Online", tapi...

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com